Jakarta, CNN Indonesia -- Microsoft berencana memperkenalkan ponsel pintar Lumia pada Selasa (11/11) yang tak lagi menggunakan merek dagang Nokia. Microsoft memberi sedikit isyarat atas hal ini dalam publikasi di blog resmi Nokia Conversations.
Dalam publikasi itu terlihat sebuah ponsel berwarna oranye yang disebut Microsoft akan "memberi kekuatan teknologi
mobile sehari-hari untuk semua orang."
Warna foto ponsel itu senada dengan foto-foto yang beredar di internet pada awal November lalu, memerlihatkan ponsel pintar berwarna oranye dengan desain khas Lumia. Di bagian depan dan belakang ponsel itu terpampang logo Microsoft, bukan Nokia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ponsel itu akan dibekali ukuran layar 5 inci, prosesor Snapdragon 1,2 GHz buatan Qualcomm, RAM 1 GB, dan kamera 5 mega pixel. Di sana juga terdapat kamera depan, sebuah fitur yang sebelumnya selalu absen dari ponsel Nokia Lumia harga murah.
Microsoft memang akan meninggalkan merek dagang Nokia pada ponsel seri Lumia. Sebagai gantinya, perusahaan asal Redmond, Washington, AS, ini akan menggunakan merek Microsoft Lumia pada ponsel Windows Phone yang mengincar segmen pasar menengah ke atas
Merek Nokia tetap dipakai pada ponsel fitur yang mengincar segmen pasar menengah ke bawah. Microsoft sendiri masih memiliki lisensi untuk menggunakan merek Nokia hingga 10 tahun ke depan.
Microsoft mengumumkan rencana untuk mengakuisisi unit bisnis ponsel dan layanan Nokia pada September 2013. Transaksi akuisisi itu diselesaikan pada 25 April 2014 dan mengubah nama unit bisnis menjadi Microsoft Mobile.
Dalam kesepakatan ini, Microsoft harus membayar US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak US$ 5 miliar digelontorkan untuk membeli unit bisnis perangkat dan layanan Nokia, sementara US$ 2,2 miliar digunakan untuk membeli lisensi paten teknologi.
Dengan dibelinya unit bisnis ponsel dan layanan ini, kelompok bisnis Nokia Group yang berbasis di Espoo, Finlandia, akhirnya hanya mengandalkan tiga unit bisnis yang tersisa yaitu infrastruktur telekomunikasi (Nokia Solutions and Networks), layanan peta digital (Nokia Here), serta unit pengembangan teknologi dan lisensi paten (Advanced Technologies).
Nokia Group telah menunjuk CEO baru, Rajeev Suri sejak 29 April 2014. Suri mengatakan, Nokia Group akan memperkuat bisnis infrastruktur telekomunikasi dan melanjutkan investasi besar pada penelitian dan pengembangan untuk lisensi paten yang diprediksi dapat meningkatkan nilai perusahaan.