Jakarta, CNN Indonesia -- Riuh dan mengharukan. Begitulah suasana ruang kontrol Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) ketika pesawat robotika Philae sukses mendarat di Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Misi Rosetta berhasil.
Para ilmuwan dan eksekutif ESA saling tos, bertepuk tangan, dan berangkulan ketika pendaratan terjadi sekitar Rabu (12/11) tengah malam. Soalnya inilah pertama kalinya dalam sejarah pesawat buatan manusia mendarat dengan sempurna di komet.
Pendaratannya sesungguhnya tak lancar-lancar amat. Pada percobaan pertama, pesawat robotika Philae itu sempat agak terbentur dan sedikit limbung. Gravitasi di komet itu memang rendah sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah lainnya muncul. Kait yang hendak ditembakkan ke permukaan komet supaya bisa bertindak seperti sauh, ternyata gagal ditembakkan. Alhasil posisi Philae di komet kurang aman.
“Jadi mungkin kami tidak mendarat sekali, kami mendarat dua kali,” kata manager pendaratan Philae, Stephan Ulamec, seperti dikutip CNN. “Apakah kami mendarat di area berpasir atau terjadi sesuatu yag lain, kami belum paham sepenuhnya.”
Hari ini, kata Ulamec, timnya akan tahu banyak soal pendaratan tersebut. Yang jelas, ESA telah mencatat sejarah besar dalam dunia antariksa melalui pendaratan tersebut.
Misi Rosetta diluncurkan untuk mengungkapkan rahasia tentang sistem tata surya. “Seperti apa kondisi sebenarnya dan bagaimana ia berevolusi, apa peran komet dalam evolusi ini dan bagaimana komet bekerja,” kata Matt Taylor, ilmuwan Proyek Rosetta di ESA.