MARTIN COOPER

Ponsel Ukuran Besar Dikritik Sang Pelopor

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 08:47 WIB
Bapak ponsel Martin Cooper menganggap konyol tren ponsel ukuran besar, namun ia punya sejumlah prediksi atas manfaat canggih ponsel di masa depan.
Ponsel berukuran besar disebut sebagai kesalahan dalam industri (Getty Images/Sean Gallup)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Martin Cooper menunjukkan telepon seluler atau ponsel dalam genggaman pada 1973, insinyur Motorola itu memegang perangkat seukuran batu bata yang ditempelkan ke telinganya untuk berbicara dengan seseoran di tempat lain.

Tren kala itu membawa ponsel menuju ke ukuran lebih mungil untuk menandai kehidupan modern. Tetapi kini, tren ponsel tidak lagi mungil, melainkan menjadi adu besar dari sisi ukuran layar. Meskipun besar, tetapi bobot mereka dibuat ringan, jauh berbeda dengan bobot 2,5 kg pada Motorola DynaTAC 8000x yang dirancang Cooper waktu itu.

Perang ukuran layar ini ditandai dengan persaingan industri dari produsen besar macam Samsung yang memiliki Galaxy Note dan Apple yang kini mengandalkan iPhone 6 Plus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Cooper, yang dijuluki sebagai "bapak ponsel" karena mempelopori industri komunikasi nirkabel, tren ponsel berukuran besar saat ini menggambarkan ada hal yang salah dengan industri.

Menurutnya, ponsel ukuran besar dari perusahaan ternama dirancang untuk menyenangkan penggemar teknologi dan orang-orang yang mengikuti fesyen. Ia mencontohkan, seseorang membeli iPhone 6 cenderung karena temannya memiliki barang tersebut, bukan karena produk itu benar-benar sesuai dengan kebutuhannya.

"Orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari ponsel besar adalah orang-orang yang memiliki masalah mata atau aplikasi yang membutuhkan layar lebar," kata Cooper. Sementara itu, beberapa pengguna akan merasakan ponsel tidak pas untuk disimpan di saku dan tidak cocok untuk tujuan utama mereka menelepon. "Mereka terlihat konyol ketika Anda menempelkan ponsel ke telinga," tambahnya seperti dikutip dari The Wall Street Journal, Jumat (14/11).
 
Dalam merancang ponsel, pihak operator seluler perlu ambil bagian dalam mengontrol evolusi produk guna mengembalikan fungsi dasar ponsel. Para antropolog juga harus dilibatkan dan bertanggung jawab untuk meletakkan dasar manfaat sebuah produk.

Cooper berpendapat pengguna saat ini dipaksa untuk beradaptasi dengan fungsi ponsel yang makin membingungkan, termasuk ketersediaan ribuan aplikasi, fitur dan manfaatnya.

Fiksi ilmiah yang jadi kenyataan

Tapi, hal itu hanya awal dari visi jangka panjang ponsel, di mana nanti ponsel akan semakin banyak dibekali sensor. Dalam skenario ini, ponsel akan bertindak sebagai pusat kontrol dan bekerja di latar belakang untuk mengontrol perangkat lain yang bisa dipakai di tubuh manusia (wearable device).

Meskipun Cooper menganggap konyol tren ponsel ukuran besar, namun ia punya sejumlah prediksi atas manfaat canggih ponsel di masa depan.

Ponsel akan mengontrol jam tangan pintar, kacamata pintar, dan bahkan baju pintar. Pengguna tidak perlu lagi menyentuh layar mereka, kata Cooper, karena sebuah peranti lunak cerdas akan memenuhi kebutuhan mereka dan mampu mendeteksi gerakan, termasuk gerakan mata.

Cooper memprediksi, akan semakin sedikit pengguna yang meletakkan ponsel ke telinganya untuk membuat panggilan telepon. Sebuah earphone kecil akan dipakai terus-menerus oleh pengguna untuk membuat perintah.

Selain itu, Cooper memprediksi ada pula teknologi yang menanamkan sesuatu ke tubuh manusia yang masih berusia muda. Di sini otak mereka akan tumbuh lebih cepat dan lebih besar karena terus menerus memikirkan pertanyaan serius dibandingkan dengan otak pengguna yang tak memanfaatkan teknologi tersebut.

"Saya adalah penggemar fiksi ilmiah," tutur Cooper. "Semua fiksi ilmiah akhirnya menjadi kenyataan."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER