Jakarta, CNN Indonesia -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikecam oleh
netizen di dunia maya. Tapi Presiden Joko Widodo senang-senang saja.
“Itulah luar biasanya demokrasi, senang sekali, prosesnya dinamis, bisa kami pahami,” kata Presiden, seperti dikutip oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, di Jakarta, Selasa (18/11).
Presiden Jokowi, kata Andi, memperhatikan respons masyarakat terhadap keputusan yang diambilnya pada Senin (17/11) kemarin.
Pemerintah, kata Andi, mengakui bahwa keputusan menaikkan harga BBM adalah keputusan yang sulit. Tapi sosialisasi sudah dan sedang dilakukan kepada berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak mungkin kami puaskan semua orang. Ini keputusan yang sulit,” kata dia. Menurut Andi, situasi sekarang normal-normal saja dan sudah diantisipasi.
“Tidak ada arahan khusus dari Pak Jokowi untuk melakukan sosialisasi dalam bentuk baru,” ujar Andi lagi. Saat ini, kata Andi, Presiden meminta kementerian teknis yang terkait untuk menyalurkan perlindungan sosial.
Para menteri itu diminta memastikan bahwa sejak hari ini sampai 2 Desember masyarakat sudah mendapat KPS (Kartu Perlindungan Sosial), atau KKS (Kartu Keluarga Sejahtera), KIS (Kartu Indonesia Sehat), dan KIP (Kartu Indonesia Pintar).
Sejak Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM berbagai respons bermunculan di dunia maya. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak. Bermunculan sejumlah tanda pagar (tagar).
Tagar bentuk protes ramai dikicaukan warga dunia maya melalui Twitter, sebut saja #SalamGigitJari, #ShameOnYouJokowi, #salam2ribu, 'BBM Naik', hingga 'Rp 8.500' jadi kata yang paling sering dikicaukan. (Baca:
Netizen Kecam Kenaikan Harga BBM)