Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok peneliti di Washington, Amerika Serikat menemukan teknik pemanfaatan cahaya untuk meredakan kejang pada penderita epilepsi.
Peneliti mengatakan bahwa cahaya dapat mengaktifkan sel-sel pada otak yang tidak aktif pada saat penderita mengalami kejang.
Teknik ini dikenal sebagai Optogenetics. Metode dengan merangsang otak menggunakan cahaya ini relatif baru dikembangkan tetapi sudah banyak peneliti yang menggunakan metode ini untuk "bermain-main" dengan aktivitas otak hewan di laboratorium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknik ini dilakukan dengan cara menyuntikan neuron beserta sebuah virus dengan struktur protein yang sensitif terhadap cahaya. Virus ini banyak ditemukan peneliti pada tubuh ubur-ubur yang juga sensitif pada cahaya matahari.
"Keuntungan utama pada teknik ini adalah metodenya yang spesifik," ujar Esther Krook Magnuson, ahli neuron yang memimpin penelitian di University of California, seperti dikutip dari
Live Science.
Menurutnya, teknik ini memungkinkan peneliti untuk merangsang atau menekan aktivitas saraf pada sel-sel dan daerah otak tertentu.
Penelitian sebelumnya telah berhasil menggunakan stimulasi Optogenetic untuk menghentikan kejang pada hewan percobaan dengan tingkat dan kondisi kejang yang bervariasi.
Sebelumnya, Krook telah mencoba teknik ini dengan menyuntikan protein yang peka terhadap cahaya pada seekor tikus yang menderita epilepsi dan ditargetkan pada bagian otak kecil yang berada di bagian belakang kepala tikus tersebut dan percobaan ini berhasil.
Menurut para peneliti, penghentian kejang ini tidak memiliki efek jangka panjang. Kecuali neuron yang disuntikan merangsang wilayah otak pada bagian tengah.
Temuan ini diharapkan dapat membawa kemajuan bagi bidang teknologi, sains dan kesehatan pada masa mendatang.