PENDARATAN DI KOMET

Badan Antariksa Jerman Ungkap Misteri 'Nyanyian Komet'

CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2014 18:24 WIB
Saat mendarat, robot Philae merekam suara aneh yang keluar dari dalam komet. Ada yang menduga itu suara alien. Namun badan antariksa Jerman membantah.
Saat mendarat di komet P67 Philae merekam suara aneh, konon suara itu berasal dari tubrukan kaki Philae dengan permukaan komet (Ilustrasi/ESA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat mendarat, robot Philae merekam suara aneh yang keluar dari dalam komet. Ada yang menduga itu suara alien. Namun badan antariksa Jerman membantah.

Suara aneh itu disebut para ilmuwan ESA sebagai 'Nyanyian Komet', dan suara misterius ini berhasil direkam oleh komponen magnetometer dari wahana antariksa Rosetta. Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko "bernyanyi" di frekuensi 40 sampai 50 milihertz. Suara ini sejatinya tidak dapat didengar oleh telinga manusia yang memiliki keterbatasan pendengaran 20 sampai 20.000 hertz.

Suara misterius itu menimbulkan berbagai spekulasi. Ada yang menganggap itu adalah suara alien, ada pula yang percaya ini berasal dari komet yang aslinya adalah pesawat luar angkasa milik mahluk asing. Apapun itu ilmuwan dari German Aerospace Center (DLR) mengaku punya jawabannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Philae mendarat ke permukaan yang memiliki lapisan lembut setebal beberapa mili. Beberapa milidetik kemudian pijakan Philae mengeras, mungkin membentuk es," kata Klaus Seidensticker, pakar astronomi dari DLR, Jumat (21/11).

Pendaratan Philae memang tak berjalan mulus. Beberapa kali pesawat sempat terpental, lalu coba mendarat lagi. Proses ini terjadi sebanyak tiga kali, dan besar kemungkinan suara yang direkam adalah suara pendaratan tersebut. 

Sebelumnya, ilmuwan ESA memprediksi suara itu dihasilkan ketika partikel netral dari komet terkelupas ke ruang angkasa dan menghasilkan muatan listrik melalui ionisasi.

"Ini sangat menarik karena hal ini benar-benar baru bagi kita," kata Karl-Heinz Glaßmeier, Kepala Ruang Angkasa Fisika Technische Universität di Braunschweig, Jerman. "Kami masih bekerja untuk memahami proses fisika apa yang terjadi," lanjutnya seperti dikutip dari blog resmi ESA.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER