Jakarta, CNN Indonesia -- Symantec baru baru ini melaporkan telah menemukan peranti lunak berbahaya yang telah digunakan untuk memata-matai perusahaan swasta, pemerintah, dan beberapa lembaga sejak tahun 2008 silam.
Dikutip dari
Reuters, Symantec mengatakan bahwa perangkat lunak jahat berjenis malware ini memiliki fitur ‘siluman’ yang dapat membuatnya beroperasi dalam jangka panjang. Menurut mereka, malware jenis ini pernah dihilangkan pada 2011, namun muncul kembali pada 2013 lalu.
Berdasarkan laporan, hampir setengah dari keseluruhan infeksi malware ini menjangkit alamat situs Internet Service Provider (ISP), dan sekitar 28 persen target malware ini adalah perusahaan telekomunikasi, energi, maskapai penerbangan, perhotelan dan lembaga penelitian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Symantec menjelaskan bahwa malware ini memiliki lima tahap enkripsi dan dapat disembunyikan.
"Setiap tahap enkripsi memberi sedikit informasi dan dengan mengambil alih seluruh tahap, ada kemungkinan untuk menganalisis dan memahami ancaman yang diberikan malware ini," ujar pihak Symantec.
Di beberapa negara di dunia, khususnya Amerika Serikat, keamanan siber memang menjadi topik yang sangat sensitif. Penyebaran virus, malware dan program jahat lainnya menjadi sebuah ancaman yang kerap menjadi fenomena besar di sana.
Hal ini dikarenakan penggunaan internet telah menjadi tulang punggung untuk segala sektor baik bisnis maupun pemerintahan.
Menanggapi hal ini, Symantec mengatakan bahwa Rusia dan Arab Saudi menjadi penyumbang infeksi malware terbesar dan beberapa negara lainnya seoerti Meksiko, Irlandia, India, Iran, Afghanistan, Belgia ,Austria dan Pakistan ikut menyumbang dalam jumlah yang kecil.
Namun hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai bagaimana penanganan terbaik untuk menghadapi malware ini.