Jakarta, CNN Indonesia -- Jejaring sosial dari Amerika Serikat, Path, berencana menggandeng pengembang sticker di Indonesia untuk menciptakan kreasinya. Manajer pemasaran Path, Ana LaRue, mengatakan sticker adalah salah satu cara memonetasi layanan mereka.
"Pasar Path di Indonesia memang sangat besar dan terus bertumbuh," kata LaRue, dalam acara konferensi Startup Asia di Jakarta, Rabu (26/11).
LaRue mengatakan program sticker itu adalah rencana jangka pendek mereka di Indonesia. Sedangkan jangka panjangnya adalah mendirikan kantor Path di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah masa presidensial yang baru ini kami mantap untuk membahas lebih lanjut soal pembukaan kantor Path di Indonesia," katanya lagi. Rencana itu kabarnya akan dibicarakan lebih lanjut pada 2015.
Pengguna Path di Indonesia telah mencapai 4 juta lebih. Pengguna jejaring sosial, yang kini dipimpin oleh Dave Morin itu, di Indonesia termasuk yang teraktif di dunia.
LaRue mengatakan, itu terjadi lantaran budaya bersosial media antara Amerika Serikat dan Indonesia berbeda. Dia bilang, orang Indonesia suka berbagi apapun di jejaring sosial, entah foto, video, atau tulisan.
Aulia Masna, editor di AdDiction, mengatakan masyarakat Indonesia menggunakan Path karena cakupan teman yang lebih terbatas ketimbang Facebook.
Padahal jika diperhatikan, cara kerja keduanya hampir sama, yakni sebagai media sosial yang menampung feed para penggunanya dalam bentuk foto, video, tulisan, namun bedanya Path lebih eksklusif karena hanya tersedia dalam perangkat mobile.
"Dalam Path teman saya hanya 40, ya tidak apa-apa, asal mereka adalah orang-orang terdekat saya," ujar LaRue.
Pihak Path memang menerima banyak permintaan mengenai penambahan cakupan pertemanan yang awalnya hanya bisa menampung 150 orang saja menjadi 500 orang.
"Awalnya kaget, tetapi kami turuti karena kami memang ingin memuaskan para pengguna, terlebih Indonesia adalah pasar besar bagi kami," katanya lebih lanjut.
Baru-baru ini Path telah melebarkan sayapnya ke beberapa negara yang diharapkan memiliki potensi pasar yang besar juga, di antaranya: Australia, Selandia Baru, Irlandia, dan Inggris.