Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian dari Wildlife Conservation Society (WCS), American Museum of Natural History (AMNH), Environment Society of Oman, dan organisasi lainnya mendapati sekelompok paus bungkuk di Laut Arab hidup terisolir.
Ternyata kelompok paus bernama spesies
Megaptera novaeangliae ini punya genetika yang berbeda dan kemungkinan yang paling terisolasi di dunia.
Hasil penelitian yang dilakukan di Samudera Hindia sebelah utara tersebut menunjukkan paus bungkuk di sana telah terpisah dari ‘saudara-saudaranya’ selama kurang lebih 70 ribu tahun.
Hal ini dianggap tidak biasa untuk sebuah spesies terkenal yang melakukan migrasi jarak jauh. Namun ini juga menjadi indikasi kuat tentang adanya paus bungkuk yang menjaga 'rumah' mereka agar tetap sama selama ribuan tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Migrasi musiman paus bungkuk yang epik di tempat lain memang terkenal, namun populasi kecil non-migrasi ini menyajikan teka-teki yang indah dan menarik," ujar peneliti WCS, Tim Collins.
"Mereka juga memicu banyak pertanyaan seputar bagaimana dan dari mana populasinya berasal, bagaimana mereka bertahan, dan bagaimana membedakan perilaku mereka dengan paus bungkuk lainnya," kata Collins lagi.
Penelitian yang dimuat di jurnal PLOS ONE itu menyebutkan, para ilmuwan melakukan perbandingan sampel mitokondria dan DNA yang diambil dari sekitar 70 paus bungkuk di Laut Arab, dengan rangkaian DNA dari populasi paus bungkuk yang berada di Samudera Pasifik sebelah utara dan bagian selatan Bumi.
Hasilnya, paus bungkuk di Laut Arab sangat berbeda dengan sepupunya di belahan bumi selatan dan di Pasifik Utara. Aliran gen dan perbedaan itu menunjukkan bahwa populasi paus bungkuk berasal dari Samudera Hindia bagian selatan dan terisolasi di sana selama 70 ribu tahun.