Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang diplomat Korea Utara yang enggan disebut namanya, Rabu (3/12), mengatakan kepada
Voice of America bahwa negaranya tidak berada di balik serangan siber yang merusak jaringan komputer milik studio film Sony Pictures Entertainment yang berbasis di Hollywood, Los Angeles, AS.
"Negara saya secara terbuka menyatakan bahwa akan mengikuti norma-norma internasional yang melarang peretasan dan pembajakan," ujar diplomat yang berbasis di New York itu, seperti dikutip dari
Reuters.
Bantahan itu dilontarkan diplomat setelah ahli keamanan siber dan digital forensik menemukan fakta beberapa tautan serangan itu berasal dari Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaya serta alat peretasan juga disebut mirip dengan serangan siber Korea Utara yang membobol sebuah sistem komputer di Korea Selatan.
Namun, pejabat keamanan Los Angeles memang belum memberi konfirmasi bahwa serangan yang dialami Sony ini benar-benar berasal dari Korea Utara.
Dugaan bahwa serangan siber ini dilakukan oleh Korea Utara datang setelah negara tersebut mengecam film komedi "The Interview" garapan Sony Pictures yang bakal rilis saat liburan Natal tahun ini.
Film yang dibintangi oleh James Franco dan Seth Rogen itu menceritakan dua jurnalis yang direkrut oleh CIA dengan misi membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, setelah ia memberikan kesempatan wawancara pada dua jurnalis tersebut.
Pemerintah Korea Utara mengecam film tersebut dan telah mengadukannya kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, pada Juni lalu.
Saat ini, Sony Pictures masih berjuang membersihkan sisa-sisa serangan yang terjadi pada 24 November lalu.
Serangan ini terbilang sangat serius. Bahkan, menurut pengakuan karyawan, serangan ini telah mengunci sistem Sony Pictures hingga memaksa para karyawan bekerja dengan pena dan kertas selama sistem masih tumbang.
Peretas yang beroperasi dengan nama Guardians of Peace atau GOP, juga mencuri dan mempublikasi daftar gaji 6.000 karyawan Sony Pictures. Di dokumen itu juga terdapat nama karyawan, lokasi, nomor identitas, nomor jaminan sosial, dan tanggal lahir.