Jakarta, CNN Indonesia -- Terlalu sering menggunakan ponsel dipercaya dapat merusak hubungan. Bahkan ada survei yang menunjukkan bahwa 75 persen wanita menganggap ponsel sebagai orang ketiga.
Survei tersebut dilakukan Brandon McDaniel dari Universitas Negeri Pennsylvania, dan Sarah Coyne dari Brigman Young University, Utah.
Survei ini diikuti oleh 143 responden perempuan yang sebagian besar ternyata mengaku terganggu dengan pemakaian ponsel pintar yang berlebihan.
Sementara 62 persennya mengakui ponsel pintar mengurangi waktu yang mereka habiskan saat sedang berduaan, dan sepertiganya mengaku pasangan lelakinya sibuk mengecek ponsel pintar saat mereka sedang berbicara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu seperempatnya mengatakan pasangannya tertangkap sedang mengetik pesan saat sedang mengobrol tatap muka. Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (16/12).
Dinamai "technoference" oleh peneliti, hal sama juga diakui oleh para psikolog yang mengklaim semakin banyak orang merasa harus 'berperang' dengan ponsel pintar milik pasangannya layaknya orang ketiga.
"Fenomena ini seperti proses melingkar di mana orang-orang terjebak saat membiarkan teknologi masuk tanpa sadar sudah mengganggu hubungan yang bisa timbulkan konflik dan mengurangi kualitas hubungan mereka sendiri," ujar McDaniel.
Ia juga menerangkan bahwa seiring berjalannya waktu, tiap individu akan semakin kurang puas dengan hubungan dan hidup mereka sendiri, walaupun mereka tidak langsung menyadarinya.
"Pembiaran teknologi yang mengganggu percakapan dan waktu kualitas dengan pasangan ini bisa bikin individu menyimpulkan pesan implisit tentang hal mana yang mereka lebih hargai, dan tentunya bisa mengarah ke konflik dalam hubungan," lanjut McDaniel.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Psychology of Popular Media Culture.
Sebelumnya pada 2013 lalu, studi dari Brigman Young University mengungkapkan percakapan serius dan permintaan maaf dalam suatu hubungan yang dilakukan melalui pesan teks sifatnya lebih bahaya.