Moskow, CNN Indonesia -- Apple menghentikan penjualan produknya di Rusia yang disinyalir karena adanya fluktuasi rubel, yaitu unit mata uang yang berlaku di Rusia.
Apple tidak memiliki toko fisik di Rusia, jadi selama ini menjual produknya secara online. Namun ada beberapa produk tablet dan ponsel pintarnya yang dijual melalui toko ritel lokal.
Dari laporan
The Guardian, mata uang Rusia dikabarkan anjlok 20 persen terhadap dollar Amerika Serikat pada pekan ini. Sementara
Bloomberg mengabarkan, rubel sebentar lagi akan jatuh melebihi 80 per dollar disertai anjloknya obligasi dan sahamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama peninjauan harga, toko online kami di Rusia saat ini sedang tidak melayani penjualan," tulis juru bicara Apple, Alan Hely dalam sebuah e-mail, sebagaimana dikutip dari Bloomberg. "Kami mohon maaf kepada para pelanggan atas ketidaknyamanan ini."
Sebelumnya pada November lalu, Apple sempat menaikan harga produk iPhone 6 sebesar 25 persen di Rusia. Siasat seperti itu diyakini sebagai salah satu penanganan terhadap fluktuasi rubel.
Tahun 2013 lalu, Apple berhasil menjual 1,57 juta unit iPhone di Rusia dan menghasilkan pendapatan sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 12 triliun.
Baru-baru ini perusahaan teknologi Google juga mengumumkan akan menutup kantor tekniknya di Rusia.
Penutupan tersebut kabarnya terkait dengan aturan hukum yang akan diberlakukan tahun depan di Rusia, yakni perusahaan asing diwajibkan untuk menyimpan data pribadi warga Rusia di server setempat.