Jakarta, CNN Indonesia -- Dua astronaut berkebangsaan Amerika Serikat dan Rusia sedang bersiap untuk melakukan penerbangan terlama di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Keduanya mengaku tidak terganggu oleh goncangan politik di antara kedua negara.
Sejak kemelut krisis Ukraina di mana AS melayangkan sanksi kepada Rusia, ISS menjadi lokasi yang jarang dijadikan sebagai area kerja sama antara dua negara adidaya tersebut.
Antariksawan NASA, Scott Kelly dan Mikhail Kornienko dari Roscosmos akan terbang ke ISS pada 2015 mendatang. Rencananya, Kelly dan Kornienko akan melayang lama di sana untuk uji coba tempat tidur demi kepentingan penjelajahan ke Mars.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami saling bergantung satu sama lain untuk urusan keantariksaan," ujar Kelly yang berusia 50 tahun saat menghadiri konferensi pers di Paris.
Menurutnya, masalah politik yang hadir di tengah-tengah AS dan Rusia adalah topik yang tidak akan mereka bahas, karena ia dan Kornienko sudah berteman sejak lama. Dengan kata lain, profesionalitas dituntut dalam pekerjaannya.
“Tidak ada batasan antara kami di ruang angkasa. Hal ini seperti contoh yang baik untuk bekerja sama, khususnya dengan keadaan di mana ada masalah politik yang tengah berlangsung,” tambah Kornienko, dikutip dari
The Guardian, Sabtu (20/12).
Misi Mars yang rencananya akan dilakukan sekitar tahun 2030-an akan memakan waktu kurang lebih tiga tahun.
Kebugaran awak astronaut akan menjadi hal yang diperhatikan, karena akan terkena risiko kepadatan tulang dan pembusukan otot yang bisa berujung pada kerusakan DNA dari radiasi ruang angkasa, pelemahan penglihatan, dan depresi psikologis.