Jakarta, CNN Indonesia -- Jika belajar dari serangan siber yang terjadi pada tahun 2014 ini, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa serangan siber makin canggih dan makin mematikan.
Kasus peretasan yang melanda Sony Pictures Entertainment memperlihatkan bagaimana penyusup digital tidak hanya ingin mencuri data, tetapi juga ingin menghancurkannya.
Setelah kasus Sony, pada Desember 2014 juga terjadi serangan kepada perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membobol sistem komputer perusahaan untuk mengganggu jaringan adalah hal biasa. Tetapi, peretasan ke infrastruktur kritis dan menyebabkan ledakan adalah cara baru menimbulkan kehancuran. Itulah yang terjadi pada pipa di Turki pada tahun 2008.
Jalur pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan yang meledak ini mayoritas sahamnya dimiliki oleh perusahaan BP asal Inggris.
Ia dibangun sebagai salah satu yang teraman di dunia, tetapi penyusup digital berhasil menyuntikkan program jahat ke dalam sistem kontrol jaringan dan mengutak-atik sistem sehingga menimbulkan ledakan yang menimbulkan api setinggi 150 meter di udara.