Jakarta, CNN Indonesia -- Koneksi internet di Korea Utara terputus total selama kurang lebih 9 jam setelah datang sejumlah tudingan negara tersebut terlibat dalam peretasan sistem komputer Sony Pictures Entertainment. Saat ini, koneksi internet di negeri tersebut telah kembali normal.
Sebelumnya, sebuah perusahaan yang menganalisis dan memonitor kinerja internet, Dyn Research, melaporkan bahwa koneksi internet di Korea Utara mengalami penurunan (down) selama lebih dari 2 jam dan terus berlanjut.
"Setelah 24 jam peningkatan ketidakstabilan, internet Korea Utara turun dengan cepat selama 2 jam," menurut Dyn Research melalui akun Twitter resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Analisis Internet Dyn Research, Doug Dory menambahkan bahwa pada umumnya, koneksi internet tidak akan bermasalah secara terus-menerus dan hanya sesaat saja.
"Biasanya hanya sesaat, tidak terus menerus. Saya tidak heran jika saat ini mereka dapat dikatakan sedang mendapat serangan dan seolah Korea Utara terhapus dari peta internet dunia," ujar Dory seperti dikutip dari
CNN.
Senada dengan Dory, Matthew Prince, presiden perusahaan keamanan CloudFire juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, internet Korea Utara menghilang begitu saja karena gangguan ini.
"Semua rute untuk sampa ke jaringan Korea Utara menghilang," ujar Prince.
Prince juga menambahkan bahwa kemungkinan besar ada pihak yang melakukan aksi ini. Namun ia tidak mendapat cukup bukti untuk menyimpulkan kenapa gangguan ini terjadi dan apakah benar hal ini adalah aksi balas dendam atas peretasan Korea Utara.
Beberapa pihak mengatakan bahwa Amerika berada di balik tumbangnya koneksi internet di Korea Utara. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama telah menyatakan bahwa aksi peretasan yang dilakukan oleh Korea Utara adalah kejahatan siber yang besar dan serius.
"Ini adalah tindakan cyber vandalism yang sangat mahal. Kami menanggapinya secara proporsional," kata Obama.
Sejumlah pejabat AS yang melakukan penyelidikan dalam serangan Korea Utara pada Sony mengatakan pemerintah AS tidak mengetahui penyebab matinya internet di Korea Utara dan tidak terlibat atas aksi serangan siber terhadap Pyongyang.
Ketidakstabilan koneksi ini terjadi pada sebuah penghubung (hub) yang melewati kota Shyengyang, Tiongkok. Doug Madory mengatakan koneksi internet Korea Utara biasanya stabil meski pernah menjadi sasaran serangan siber pada 2013 lalu.
Ia mengatakan, kemungkinan besar putusnya koneksi ini terjadi karena serangan DDoS atau Distributed Denial of Service yang seakan membuat jaringan internet sibuk.