New Delhi, CNN Indonesia -- Penggunaan aplikasi pemesanan transportasi Uber di India memang telah dilarang oleh pemerintah setempat lantaran terjadinya kasus pemerkosaan terhadap penumpang wanita oleh sopir taksi Uber. Kini Uber tengah berupaya 'menggaet' pasar India kembali dengan memperkuat aspek keamanan.
Perusahaan Uber dikabarkan sedang meningkatkan layanan keselamatan bagi para penumpang dengan melakukan riset dan pengecekan latar belakang para sopir secara efektif.
Uber juga membentuk tim lokal yang bertugas menangani insiden dan juga meningkatkan layanan ShareMyETA yang ada di dalam aplikasi Uber. ShareMyETA sendiri perdana dirilis untuk wilayah India yang bisa menampung pengiriman lokasi langsung dari mobil sewaan Uber ataupun rincian informasi si sopir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Desember lalu seorang sopir Uber bernama Shiv Kumar Yadav dilaporkan ke polisi oleh penumpang perempuan yang menjadi korban pemerkosaan di New Delhi.
Menurut Komisaris Transportasi India, Satish Marthur layanan Uber tidak memiliki izin penggunaan yang sah dan tepat.
Namun, Departemen Transportasi New Delhi akan mengadakan sidang pada 29 Desember mendatang untuk menentukan apakah Uber akan tetap bisa melanjutkan bisnisnya di India atau tidak.
Uber memang sempat dikabarkan sedang mengeksplorasi sejumlah metode untuk verifikasi para sopir, seperti biometrik, audio sidik jari (voice fingerprinting gimana nulisnya), dan tes menggunakan detektor kebohongan (lie detector).