Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku peretasan besar-besaran yang terjadi pada Sony Pictures masih menjadi misteri hingga saat ini. Bahkan, kini Rusia menjadi salah satu negara yang dituding menjadi dalang di balik aksi ini.
Perusahaan keamanan siber, Taia Global mengatakan bahwa Rusia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi tersangka atas kasus peretasan ini.
Dalam penyelidikan yang diluncurkan oleh Taia Global, analisis bahasa dan pesan yang dimunculkan oleh para peretas mengisyaratkan bahwa serangan tersebut kemungkinan berasal dari Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shlomo Pergamo, Kepala Peneliti Perusahaan mengatakan, timnya menemukan 20 frase yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Inggris. Ia mencatat ada sebanyak 15 frase yang akurat dengan gaya bahasa di Rusia.
"Korea masih kemungkinan, tapi kemungkinan Rusia yang melakukannya jauh lebih tinggi," kata Pergamon dikutip dari
Design Trends.
Hal ini menyebabkan Pergamon dan timnya menyimpulkan bahwa Rusia bisa menjadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini.
Meskipun demikian, belum dapat dipastikan siapa sebenarnya dan apa motivasi atas tindakan kriminal ini.
Sebelumnya, Federal Boreau of Investigation (FBI) melalui pernyataan resminya menuding Korea Utara adalah pelaku kejahatan siber ini.
"Sebagai hasil dari penyelidikan kami dan atas kerjasama dengan departemen pemerintah AS serta beberapa lembaga, FBI memiliki cukup bukti yang menyimpulkan bahwa pemerintah Korea Utara bertanggung jawab atas hal tersebut," tulis FBI dalam pernyataan tersebut.
FBI menunjukan adanya bukti kuat bahwa program jahat yang digunakan serupa dengan serangan Korea Utara sebelumnya namun beberapa pakar menilai hal ini sengaja dilakukan oleh peretas untuk membingungkan penyidik dan menuduh pihak yang salah.