KEAMANAN DATA

Diserang Peretas, BlackBerry Selamatkan Petinggi Sony

Gito Yudha Pratomo | CNN Indonesia
Jumat, 02 Jan 2015 07:36 WIB
Ternyata, ponsel BlackBerry lawas digunakan para petinggi Sony Pictures untuk saling berkirim email ketika jaringan Sony lumpuh total karena diretas.
Ponsel BlackBerry lawas digunakan para petinggi Sony Pictures untuk saling berkirim email ketika jaringan Sony lumpuh total karena diretas. (Reuters/Fabrizio Bensch )
Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi peretas yang melumpuhkan sistem dan jaringan data Sony Pictures Entertainment membuat karyawan kembali menggunakan pena dan kertas untuk bekerja. Namun, bagi beberapa petinggi Sony, ternyata mereka menggunakan ponsel BlackBerry lawas agar tetap terhubung.

Menurut laporan The Wall Street Journal, tumpukan ponsel BlackBerry lawas telah ditemukan di ruang kerja para petinggi Sony.

Ternyata, BlackBerry ini digunakan oleh para petinggi perusahaan untuk saling berkirim surat elektronik ketika jaringan Sony lumpuh total karena diretas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, perangkat BlackBerry lawas masih dapat terhubung dengan jaringan BlackBerry Enterprise Service (BES) dan BlackBerry Internet Service (BIS) dengan jaringan atau sistem Sony.

BlackBerry memang dikenal sebagai perusahaan yang punya reputasi tinggi untuk urusan keamanan data.

Alhasil, perangkat lawas menjadi satu satunya jalan di mana para petinggi Sony dapat saling berkomunikasi secara rahasia.

Aksi peretasan terhadap Sony hingga kini masih menjadi misteri. Pelaku belum dapat teridentifikasi secara jelas, namun beberapa pihak menuding Korea Utara sebagai dalang dari perbuatan kriminal ini.

Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Federal Boreau of Investigation, terdapat beberapa bukti yang menunjukan Korea Utara adalah pelakunya dari struktur peranti lunak berbahaya (malware) yang menginfeksi jaringan Sony Pictures.

Dalam struktur malware ini terdapat kesamaan dengan struktur pada serangan Korea Utara yang pernah dilakukan sebelumnya. Malware ini juga dibuat dengan bahasa pemrograman yang identik dengan Korea Utara.

Namun, hasil penyelidikan yang diluncurkan oleh Taia Global, analisis bahasa dan pesan yang dimunculkan oleh para peretas mengisyaratkan serangan tersebut berasal dari Rusia.

Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai siapa dalang atas serangan siber besar yang terjadi pada 24 November 2014.

(adt/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER