Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan ponsel pintar asal Tiongkok, Xiaomi, sempat dituding melakukan penyadapan dan mengancam keamanan siber di Taiwan. Setelah melalui serangkaian proses penyelidikan, otoritas membebaskan Xiaomi dari tuduhan tersebut dan dinyatakan tidak bersalah.
National Communications Commission (NCC) sebagai organisasi yang mengawasi perihal teknologi komunikasi dan informasi di Taiwan mengaku telah menguji 12 merek dagang ponsel terkait dugaan penyadapan.
Dikutip dari Reuters, James Lou, seorang petinggi NCC menyatakan ke-12 merek perangkat itu tergolong aman dan bebas dari tuduhan penyadapan. Adapun sejumlah merek dagang yang dinyatakan bersih antara lain Xiaomi, Apple, Samsung, LG dan Sony.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa perusahaan yang berasal dari Tiongkok memang kerap mendapat tuduhan dan dicurigai melakukan pencurian data. Selain Xiaomi, Huawei Technologi dan ZTE yang berbasis di Tiongkok juga sering mendapat tuduhan yang sama.
Hal ini juga dikarenakan pemerintah Taiwan sangat sensitif mengenai isu keamanan data. Selain itu, hubungan antara Tiongkok dan Taiwan terkenal tidak harmonis. Tiongkok menganggap bahwa Taiwan adalah sebuah provinsi yang membangkang dan tidak patuh peraturan.
Pada bulan September lalu, sejumlah ponsel Xiaomi diduga mengirim data secara otomatis ke server kantor pusat Xiaomi di Beijing dan hal ini dinilai melanggar keamanan. Dengan tuduhan ini, pemerintah Taiwan mengambil tindakan tegas dengan melakukan pengujian pada beberapa merek dagang ponsel yang dicurigai disalahgunakan.
Belakangan ini, Taiwan memang sedang mengantisipasi aksi penyadapan yang dilakukan oleh negara lain. Tiongkok juga sering mendapat tudingan melakukan kegiatan spionase industri dan ekonomi dari negara Barat.
Dalam enam bulan terakhir, Xiaomi memang kerap mendapat masalah. Beberapa waktu lalu, Xiaomi juga sempat terbentur masalah hak paten di India hingga pemerintah setempat melarang impor dan pemasaran ponsel Xiaomi. Larangan ini diberlakukan karena Xiaomi dituduh telah melanggar hak paten terhadap perusahaan telekomunikasi asal Swedia, Ericsson.
Xiaomi merupakan salah satu perusahaan dengan usia yang tergolong sangat muda. Didirikan pada tahun 2010, perusahaan ini kini bernilai US$ 45 miliar mengalahkan Sony dan lenovo. Bahkan menurut International Data Corporation, Xiaomi diklaim sebagai produsen ponsel pintar terbesar ketiga di dunia dengan pangsa pasar 5,4 persen hingga Oktober 2014 di bawah Apple dan Samsung.
(ags/ags)