Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan di provinsi Adana, Turki, melayangkan ancaman terkait pemblokiran layanan jejaring sosial Twitter.
Larangan penggunaan Twitter oleh pemerintah Turki akan tetap dilakukan apabila jejaring sosial berlambang burung biru itu tidak memblokir akun milik media cetak lokal bernama
BirGun yang disebut sebagai media sayap kiri di sana.
Dikutip dari
Engadget, Senin (19/1),
BirGun dituding telah membocorkan dokumen yang mengungkap dokumen di balik serangan militer terhadap sejumlah petugas badan intelijen Turki yang berada dalam sebuah truk ketika dalam perjalanan ke Suriah tahun 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan soal barang bawaan dalam truk tersebut jadi tanda tanya besar bagi publik. Hal ini juga bisa mengungkap motif di balik serangan terhadap petugas intelijen di dalam truk.
Twitter dan jejaring sosial lainnya diwartakan telah setuju untuk menghapus sejumlah publikasi dari akun
BirGun, namun langkah ini dianggap belum cukup memuaskan oleh pemerintah.
Media cetak tersebut dinilai melanggar aturan penyensoran, dan pihak pengadilan meyakini bahwa saluran media itu bisa mengganggu investigasi proses hukum yang sedang berlangsung dan mengganggu keamanan nasional.
Twitter belum menyatakan tanggapannya, namun kepada sumber berita
The New York Times mereka menegaskan akan terus bekerja dengan giat demi menjaga ketersediaan layanan bagi masyarakat Turki.
Walau begitu, pemerintah Turki dikabarkan tengah mencari berbagai alasan lain agar bisa mengesahkan pemblokiran Twitter, mengingat sampai detik ini akun media cetak itu masih bisa diakses tanpa diberikan konsekuensi serius.
(eno/eno)