E-COMMERCE

Belanja Online Indonesia Diprediksi 'Meledak' pada 2018

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 09:06 WIB
Melihat pergerakan pasar e-commerce yang semakin pesat, 2018 diprediksi akan menjadi tahun puncak para konsumen yang bertransaksi secara online.
Pekerja mengemas barang pesanan pembeli di Warehouse online store, Jakarta Utara (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Melihat pergerakan pasar e-commerce yang semakin pesat, 2018 diprediksi akan menjadi tahun puncak para konsumen yang bertransaksi secara online.

Prediksi itu dilontarkan CEO Lazada Indonesia, Magnus Ekbom. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi diyakini akan mempengaruhi perilaku belanja masyarakat.

"Ya semuanya berangkat dari kemajuan teknologi. Di Indonesia kini 25 persen dari masyarakatnya pasti menggunakan ponsel pintar atau pun tablet dan jumlah itu saya percaya akan terus bertambah," ujarnya saa ditemui pada acara kunjungan gudang baru Lazada Indonesia di Cakung, Jakarta Utara, Selasa (20/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak tanggung-tanggung, Ekbom juga menuturkan, tahun 2015 ini juga menjadi waktu di mana perusahaan e-commerce seperti Lazada sendiri, semakin gencar menawarkan apa pun yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Namun bukan berarti para pelaku e-commerce bisa duduk manis sambil menunggu konsumen tumbuh dengan sendirinya. Sebelum mencapai puncak, para pelaku e-commerce akan dihadapi sejumlah tantangan besar.

Kepercayaan publik dan logistik

Keamanan dan kepercayaan adalah dual hal penting yang harus diperkuat pada bisnis online, terlebih lagi di Indonesia yang kultur belanjanya masih konvensional. "Tak semua orang nyaman dengan transaksi tanpa tatap muka, dalam hal ini secara online,” kata Regional Corporate Communication Manager Lazada, Lina Marican.

“Kami akan selalu berupaya untuk tingkatkan rasa kepercayaan itu, salah satunya dengan cara memberikan pantauan barang yang dipesan secara real time melalui email yang kami kirimkan," tambah Marican.

"Jadi maaf jika kami terkesan bawel, tapi itu semua agar kalian tahu progresnya," lanjutnya sambil tertawa kecil.

Sementara Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Sebastian Sieber mengungkapkan tantangan lainnya adalah logistik. "Penduduk Indonesia jumlahnya sangat banyak, namun hal itu sebenarnya peluang besar kami," katanya.

Hal senada diperjelas oleh Senior Vice President Operation Lazada Indonesia, Ryn Hermawan. Menurutnya, Indonesia dengan 17 ribu pulau membuat Lazada Indonesia mengencangkan target ekspansi gudang distribusi pengiriman atau hub sebanyak 40 sampai 50 buah.

Sejauh ini, mereka sudah memiliki 15 hub di kota-kota besar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali dengan layanan pengiriman langsung dari Lazada Express. "Untuk pengiriman ke daerah semacam Maluku hingga Papua, kami andalkan logistik pihak ketiga -- salah satunya JNE -- yang memang sudah menjalin kerjasama dengan kami," tutup Ryn.

(eno/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER