Jakarta, CNN Indonesia -- Para teknisi di Spanyol merancang teknologi pesawat nirawak atau drone yang akan digunakan untuk memerangi perburuan badak di taman nasional Afrika.
Drone penjaga hutan ini dirancang untuk memiliki fungsi penglihatan termal yang bisa melaporkan potensi penyimpangan secara real time.
Empat peneliti dari Polytechnic University of Catalonia (UPC) di Barcelona bekerjasama dengan perusahaan penyokong solusi drone, Hemav. Pesawat nirawak itu dibekali termografi, identifikasi suara, dan pemroses data.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
I
nisiatif ini muncul sebagai aksi perlawanan sekaligus peringatan terhadap meningkatnya perburuan liar terhadap badak di Afrika Selatan selama beberapa tahun belakangan. Badak tersebut diburu hanya untuk diambil culanya.
Cula badak sangat berharga dalam pengobatan tradisional Asia. Biasanya ditumbuk menjadi bubuk halus atau diolah menjadi tablet sebagai pengobatan untuk ragam penyakit seperti mimisan, stroke, kejang, dan demam.
Menurut
WWF for Nature, sebanyak 122 badak dibunuh pada 2009 lalu, kemudian bertambah tiga kali lipat pada 2012, yakni mencapai 388 ekor. Seperti dilansir NBC News.
Sementara menurut situs stoprhinopoaching.org, Afrika Selatan dilaporkan telah kehilangan 2.600 badak sejak 2008 yang disebabkan oleh perburuan liar. Hal ini bisa timbulkan kepunahan hewan.
Fungsi drone memang semakin diperluas. Malaysia menjadi salah satu negara yang juga memanfaatkan drone untuk memantau wabah malaria di hutan Sabah dan pergerakan hewan di sekitarnya seperti kera dan orang utan yang berpotensi terjangkit penyakit berbahaya itu.
(eno)