Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn dikabarkan membeli puluhan ribu iPhone bekas untuk dijual kembali ke pasar Tiongkok. Seperti diketahui, Foxconn merupakan salah satu mitra Apple untuk merakit ponsel pintar miliknya.
Peran produk iPhone bekas dari Apple tampaknya tak main-main di Tiongkok. Foxconn membeli sebanyak 50 ribu sampai 60 ribu iPhone bekas tiap harinya melalui saluran global yang kemudian dijual kembali untuk para pelanggan di Tiongkok.
Baca:
Setia Mana Pengguna Samsung dengan Apple?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media lokal Tencent melaporkan, ada sekitar 80 persen iPhone tersebut dijual di toko-toko berbasis di Hong Kong. Produk iPhone bekas dinilai sebagai bisnis bagus karena menghasilkan margin keuntungan yang tinggi.
iPhone bekas yang dibeli oleh oleh Foxconn ini, tentu saja tidak langsung dijual ke konsumen. Namun terlebih dahulu didandani komponen dalamnya agar terlihat masih baru.
Foxconn sendiri kabarnya berencana menyediakan ekosistem transaksi iPhone bekas resmi di Tiongkok. Hal ini berangkat dari banyaknya orang yang mencoba meninggkatkan keuntungan dengan cara memperbaiki iPhone lama menggunakan komponen kelas dua.
Kendati Foxconn membeli 50 ribu hingga 60 ribu iPhone per hari, namun per tahunnya yang berhasil menjual sekitar 21 juta unit.
Pada Maret kemarin, Apple dilaporkan memperluas program trade-in atau tukar tambah produk iPhone di Asia, menurut laporan Bloomberg mengutip sumber yang dekat dengan rencana ini. Program ini hanya diberlakukan di Tiongkok berkat kerja sama Apple dan Foxconn.
Baca: Tak Hanya Apple yang Cicipi Kesuksesan iPhone 6Dalam program ini, konsumen bisa menukar iPhone yang lebih tua di toko resmi Apple untuk kredit ke iPhone lebih baru mulai 31 Maret 2015.
Penyediaan program ini dipicu oleh penjualan iPhone yang tinggi di Tiongkok. Apple mengumumkan penjualan iPhone pada kuartal empat 2014 mencapai US$ 16,144 miliar atau sekitar Rp 201 triliun. Angka tersebut menciptakan kenaikan sebesar 157 persen dari kuartal sebelumnya dan tumbuh 70 persen dibandingkan tahun 2013.
(tyo)