Jakarta, CNN Indonesia -- Film layar lebar Avengers: Age of Ultron mulai diputar di berbagai bioskop pekan ini. Di dalam kisahnya, para Avengers harus berhadapan dengan sebuah
artificial intelligence atau kecerdasan buatan bernama Ultron, hasil ciptaan Tony Stark alias Iron Man, yang ditanamkan pada sebuah robot.
Pertanyaan yang muncul dari kisah film itu adalah: mungkinkah suatu hari nanti kecerdasan buatan bisa mengalahkan kecerdasan manusia dan memusnahkan manusia?
Dalam sebuah episode “It’s Okay to be Smart” di siaran televisi PBS yang dipandu oleh Joe Hanson, dipaparkan bahwa kecerdasan buatan sudah tertanam di berbagai tempat. Seperti di dalam produk
smartphone alias ponsel cerdas, sistem kalkulasi ekonomi, lampu lalu lintas, dan jaringan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara
hardware, kata Hanson, bisa jadi otak manusia dan AI seimbang. Apalagi sistem komputer sudah sangat cepat. Tapi satu hal yang membatasi kemampuan hardware itu, kata Hanson, adalah
software yang menjalankan
hardware tersebut.
“Selama kita mendesain
software untuk memberi keuntungan bagi manusia, kita bisa mencegah AI jadi menakutkan,” kata dia. “Setidaknya sampai kita, entah bagaimana caranya, bisa menemukan cara melatih AI bisa berpikir sendiri.”
Kekhawatiran terhadap AI sudah banyak dicetuskan sejumlah tokoh dalam dunia teknologi. Di antaranya mantan CEO Microsoft Bill Gates, CEO Tesla Elon Musk, dan fisikawan Stephen Hawking. Mereka khawatir suatu hari nanti kecerdasan buatan akan melampaui kecerdasan manusia.
Hawking mengatakan pengembangan penuh kecerdasan buatan akan memulai akhir dari ras manusia. Elon Musk sendiri mengatakan kecerdasasan buatan itu berpotensi lebih berbahaya ketimbang nuklir.
Sementara itu, Steve Wozniak, salah satu pendiri Apple, mengatakan komputer akan mengambil alih dari kendali manusia. “Dan masa depan itu menakutkan dan sangat buruk bagi manusia,” katanya, seperti dikutip New York Times, beberapa waktu lalu.
(ded/ded)