Bagaimana Cara NASA Merekam 'Suara Alien'?

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 08 Mei 2015 14:39 WIB
NASA berhasil merekam suara aneh tak jauh dari permukaan Bumi. Suara tersebut tak bisa didengar manusia, dan diperlukan alat khusus untuk mengolahnya.
Ilustrasi (Sean Gallup/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Amerika Serikat berhasil merekam suara aneh tak jauh dari permukaan Bumi. Suara tersebut tak bisa didengar manusia, dan diperlukan alat khusus untuk mengolahnya.

Ya, NASA baru saja mengklaim telah mendapat rekaman suara aneh yang belum diketahui asal-usulnya. Suara itu didapat dari balon helium dan diduga kuat sumber suara berada di ketinggian 35,4 kilometer di atas Bumi. (Baca: NASA Rekam 'Suara Alien' dari Antariksa)

Balon NASA tersebut membawa mikrofon infrasonik yang memang mampu merekam suara gelombang di atmosfer pada frekuensi di bawah 20 hertz. Supaya bisa didengar oleh manusia, rekaman suara gelombang dipercepat menjadi rentang frekuensi pendengaran manusia pada umumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlengkapan teknologi tersebut dirancang dan dibuat oleh Daniel Bowman, seorang mahasiswa University of North Carolina, Amerika Serikat.

Mengutip situs Space Reporter, balon NASA menangkap suara aneh yang diduga dari peradaban alien tersebut saat sedang terbang melintasi Arizona dan New Mexico.

"Suaranya seperti makhluk astral di 'X-Files'," tutur Bowman.

X-Files adalah serial fiksi ilmiah misteri yang sempat tayang di Amerika Serikat pada 1993 hingga 2002. Serial ini menceritakan beragam peristiwa aneh bersifat rahasia seperti fenomena paranormal hingga spesies luar angkasa, yang kemudian diungkap ke publik.

Selain dugaan peradaban alien, kemungkinan sumber suara alien tersebut diyakini berasal dari ombak laut, turbulensi atmosfer, gelombang gravitasi, dan getaran yang disebabkan oleh kabel balon helium.

Infrasonik biasanya dibuat untuk menangkap suara jarak jauh dalam frekuensi rendah seperti gempa bumi, gunung berapi, badai, dan meteor. Detektor infrasonik juga bisa digunakan untuk memantau cuaca dan aktivitas geologis. Hal tersebut membuat para ilmuwan mempertimbangkan penggunaannya pada misi Mars mendatang.

Bowman pun berharap percobaan infrasonik pada balon helium NASA ini sebagai awal mula yang bakal memicu ketertarikan lebih dalam untuk meneliti fenomena asing.

"Belum ada rekaman akustik di lapisan stratosfer selama 50 tahun. Jika kita meletakan instrumen di atas sana, pasti kita bisa menemukan hal-hal yang belum pernah dilihat sebelumnya," seru Bowman.

Eksperimen balon helium NASA tersebut sebetulnya salah satu bagian dari program mahasiswa yang diberlakukan oleh NASA sendiri dan Lousiana Space Consortium. Sejak tahun 2006, program NASA ini telah meluncurkan sekitar 70 eksperimen.

Balon helium itu terbang selama sembilan jam dan meraih ketinggian lebih dari 37.500 meter di atas Bumi. Ketinggian ini bahkan melebihi batas normal terbang sebuah pesawat.

Sementara pada bulan Maret silam, perusahaan World View asal Tuscon, Arizona sempat menghebohkan industri pariwisata. World View berambisi mengirim wisatawan ke laipsan stratosfer Bumi menggunakan balon udara raksasa di tahun 2016.

Para wisatawan bisa terbang setinggi 31.150 meter menggunakan balon udara raksasa yang disematkan ke parafoil. Biaya perjalanan World View tersebut per orang dibanderol sekitar US$ 75 ribu atau setara Rp 974 juta.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER