Bencana Nepal Diprediksi Masih Berlanjut

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2015 15:04 WIB
Nepal diguncang gempa susulan kedua. Oleh para pakar itu bisa jadi bukanlah gempa yang terakhir karena di daerah ini juga berpotensi terjadi tanah longsor.
Gempa kembali mengguncang Nepal untuk kedua kalinya (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nepal kembali diguncang oleh gempa berkekuatan 7,4 skala richter hari Selasa (12/5). Gempa kali ini berpusat di dekat basecamp Gunung Everest di kedalaman yang tergolong dangkal, sekitar 10 km. Akibat gempa, warga dilaporkan berhamburan keluar gedung untuk mencari tempat aman.

Gempa tersebut nahasnya terjadi di tengah upaya pencarian korban yang masih hilang di antara reruntuhan setelah gempa besar yang mengguncang pada 25 April lalu dengan kekuatan 7,9 skala richter dan menewaskan 8.046 orang.

Musibah Nepal tampak tak ada hentinya. Malah, para pakar menggambarkannya seperti kancing yang terlepas satu persatu dari kemeja yang dibuka paksa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Hilang di Nepal, Helikopter AS Dilaporkan Jatuh ke Sungai

"Jika baju Anda sobek lalu Anda mencoba untuk memperbaikinya lagi, peluang sobekan baru bakal berada di ujung sobekan sebelumnya," begitu analogi sang pakar gempa bumi dari University of California, Riverside, David Oglesby.

Walau para ilmuwan tidak bisa memprediksi besarnya gempa bumi susulan yang sekiranya bakal terjadi lagi dalam waktu dekat, namun cuaca di Nepal diyakini cukup mendukung untuk melanjutkan penderitaan warga di sana.

Mengutip situs berita National Geographic, Nepal sebentar lagi akan dilanda musim hujan. Oglesby mengatakan, musim hujan nanti bakal memicu terjadi tanah longsor apabila guncangan gempa membuat lereng pendakian tidak stabil.

Tak hanya longsor, danau di pengunungan yang terletak di bendungan yang rentan juga diperkirakan bakal terkena risiko tinggi seperti jebol dan banjir.

"Kathmandu bersemayam di salah satu kawasan yang secara sesimik sangatlah berbahaya di dunia," begitu isi dari laporan Badan Geologi Amerika Serikat, USGS.

Bencana terbaru itu sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 41 orang dan melukai 1.000 lainnya. Korban tewas ini menambah panjang daftar kematian pada gempa sebelumnya.

Dua gempa besar yang terpaut kurang dari sebulan ini terjadi di atas patahan yang sama, pertemuan antara lempeng India dan Eurasia. Lempeng tektonik adalah lapisan bumi yang bergerak menabrak lempeng lainnya.

Lempeng bergerak perlahan, dan tertahan akibat friksi dengan lempeng lainnya. Lempeng India bergerak ke utara, menabrak Eurasia dengan pergerakan 2 cm per tahun, menambah beban friksi secara berkala. Friksi menjadi semakin besar, menciptakan gelombang getaran yang bergerak hingga ke permukaan, menyebabkan gempa bumi.

Menurut USGS, wilayah di atas lempeng India dan Eurasia kerap dilanda gempa besar. Gempa terbesar Nepal sebelumnya terjadi pada tahun 1934 di wilayah timur dengan kekuatan 8,1 skala richter. Bencana 80 tahun lalu itu menewaskan 10.700 orang di Nepal dan India. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER