Pembuat Clash of Clans Tak Mau Bikin Banyak Game

Aditya Panji | CNN Indonesia
Kamis, 21 Mei 2015 07:11 WIB
Supercell nampaknya mengindari nasib yang dialami Rovio asal Finlandia atau Zynga asal AS, yang berjuang meraih sukses dari sekian banyak judul game.
Ilustrasi game di perangkat mobile. (REUTERS/Bobby Yip)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Supercell yang mengembangkan game Clash of Clans dan Hay Day, menyatakan fokus pada hanya beberapa judul game dan berupaya agar game tersebut tetap menjadi yang terpopuler di bisnis konten perangkat mobile.

Supercell nampaknya mengindari nasib yang dialami perusahaan senegaranya Rovio asal Finlandia, atau Zynga asal Amerika Serikat, yang berjuang meraih sukses dari sekian banyak judul game baru yang mereka kembangkan.

Sejauh ini Supercel membuat tiga judul game, yaitu Boom Beach, Hay Day, dan Clash of Clans. Sejak diluncurkan pada 2010, CEO Supercell Ilkka Paananen bermaksud menjaga fokus perusahaan secara ketat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam lima sampai 10 tahun, kami ingin menjadi perusahaan yang tidak banyak membuat game, tapi membuat semuanya berkualitas sangat tinggi," kata Paananen dalam sebuah wawancara dengan Reuters di sela konferensi game di Helsinki, Finlandia.

Baca juga: Game 'Tebak Gambar' dari Indonesia Raih 5,4 Juta Pengguna

Ia mengatakan Supercell berupaya untuk meningkatkan jumlah pengguna game-nya dengan memberi pembaruan secara teratur pada fitur dan alur cerita yang diperpanjang.

Supercell menawarkan unduhan gratis bagi siapa saja yang mau menjajal game mereka. Cara menghasilkan uang diraih dengan menerapkan pembelian konten digital dalam aplikasi (in app purchase) yang membantu pengguna maju ke tahap lebih tinggi atau untuk bersaing dengan teman-teman mereka di permainan.

Paananen mengatakan strateginya adalah membuat para penggunanya merasa punya ikatan dengan permainan sehingga mereka punya alasan penting untuk bermain selama bertahun-tahun dan berinteraksi dengan teman lain di game merupakan kegiatan sosial.

Clash of Clans merupakan game terlaris nomor satu di perangkat mobile pada 2014 lalu, yang mengajak pemain menyusun strategi perangkat membangun benteng-benteng dan membentuk klan dalam dunia fantasi gaya abad pertengahan.

Awal tahun ini, Supercell memiliki sekitar 150 karyawan dan sedang mengadu nasib game keempatnya yang diberi judul Smash Land.

Supercell, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Softbank asal Jepang, tahun lalu meraih pendapatan sekitar 1,5 miliar euro atau tumbuh tiga kali lipat dan laba bersih 515 juta euro atau tumbuh dua kali lipat.

Para analis berpendapat Supercell perlu berhati-hati karena beberapa popularitas game mereka yang menurun cepat atau lambat, dan menyarankan agar segera meluncurkan fitur baru atau judul yang benar-benar baru.

"Mereka hanya punya beberapa judul, dan jika popularitas mereka mulai menurun, maka tantangannya adalah bagaimana membawa penonton untuk judul berikutnya, atau titik di mana Anda akan membuat keputusan untuk mulai fokus pada judul baru dan bukan di permainan yang lebih tua, "kata Jack Kent, analis dari IHS Technology.

Perusahaan pengembang game dalam catatan analis yang sempat meningkat popularitasnya adalah Rovio, namun kini mereka melaporkan penurunan laba tahunan 73 persen dan merek Angry Birds dinilai mulai kehilangan daya tarik.

Sementara Zynga, yang sedang berjuang menindaklanjuti keberhasilan Farmville, baru-baru ini mengumumkan harus melakukan pemangkasan karyawan. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER