NASA Pernah Temukan 'Terompet Sangkakala'

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2015 12:47 WIB
Bunyi terompet dari langit memang masih misterius penjelasannya. Namun NASA pernah menemukan fakta bahwa alam semesta kita memang berbentuk terompet.
'Terompet Sangkakala' hasil pencitraan Wilkonson Microwave Anisotropy Probe yang diluncurkan oleh NASA sekitar tahun 2012 lalu. (Dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah langit di beberapa negara mendengar suara seperti terompet yang dibunyikan, tak sedikit yang menyangka itu adalah terompet Sangkakala. Sekitar tahun 2012, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah meluncurkan sebuah misi bernama Wilkonson Microwave Anisotropy Probe (WMAP). Dan hasil dari penjelajahan tersebut cukup mengejutkan.

WMAP sendiri merupakan alat dari bagian untuk melihat kosmologi atau studi tentang sifat alam semesta secara keseluruhan. Bentuknya yang seperti satelit ingin memetakan atau melakukan observasi terhadap alam semesta.

Dan hasilnya memang cukup mengejutkan, seperti dikutip dari situs teknologi Space, WMAP berhasil memindai bahwa alam semesta yang kita tinggali saat ini ternyata berbentuk menyerupai terompet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah bentuk pengukuran yang indah dari alam semesta yang merupakan peninggalan dari Big Bang atau Cosmic Microwave Background. Pengukuran ini telah membantu untuk melihat asal usul, konten, usia dan geometri alam semesta, mengubah paradigma kita soal pembentukan alam semesta untuk skenario terbentuknya alam semesta," tulis Charles L.Bennet, salah satu tim peneliti di WMAP.

Tentu saja ada alasan mengapa bentuk alam semesta ini berbentuk seperti terompet. Dikatakan oleh Bennet, ini merupakan sebuah representasi dari evolusi alam semesta yang terjadi lebih dari 13,7 miliar tahun.

Paling kiri menggambarkan saat awal awal yang sekarang sedang diselidiki, ketika masa "inflasi" menghasilkan ledakan pertumbuhan eksponensial di alam semesta. Sementara ujung dari terompet adalah alam semesta yang diisi saat ini, seperti planet-planet termasuk bumi

"Nah, Selama beberapa miliar tahun ke depan, perluasan alam semesta secara bertahap melambat sebagai materi di alam semesta memakai dirinya sendiri melalui gravitasi," tambahnya.

Namun demikian, penelitian tak menjelaskan lebih jauh apakah perluasan alam semesta yang melambat tersebut akan menjadi tanda akan hancurnya alam semesta secara berlahan. (tyo/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER