Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena matahari berada tepat di atas Kabah memang menjadi siklus tahunan yang bisa dijadikan patokan untuk menentukan kiblat, peristiwa ini sendiri disebut Rashdul Qiblah yakni ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memberikan penjelasan mengenai siklus matahari yang bertugas sebagai 'kompas' untuk menentukan arah kiblat.
Awalnya, matahari berada di garis ekuator Bumi pada 21 Maret 2015. Kemudian, terus bergerak menuju ke arah utara pada 28 Mei kemarin pukul 16.18 WIB yang membuat garis lintangnya sejajar dengan Mekah--khususnya Kabah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siang hari di Kota Mekah pasti dimanfaatkan untuk penentuan arah kiblat berbasis astronomi sesuai dengan matahari," ujar Ketua Lapan, Prof Thomas Djamaluddin kepada CNN Indonesia, Jumat (29/5).
Thomas menjelaskan, pada tanggal 22 Juni besok, Matahari akan berada di puncak utara dan setelah itu, ia bakal bergerak menuju arah selatan pada 16 Juli mendatang sekitar pukul 16.27 WIB. Waktu ini kembali digunakan untuk menentukan arah kiblat. Rentang waktu yang digunakan yakni plus atau minus 5 menit dianggap masih cukup akurat.
Kemudian, Matahari akan kembali ke ekuator pada 23 September 2015 dan bergerak ke posisi paling selatan pada tanggal 22 Desember mendatang. Setelah siklus tahunan tersebut hampir selesai, Matahari kembali ke ekuator pada 21 Maret tahun selanjutnya.
Siklus yang diterangkan oleh Lapan tersebut adalah yang berlaku untuk daerah yang mengalami siang bersamaan dengan Kota Mekah seperti Indonesia Barat, Asia Tengah, Afrika, dan Eropa.
Baca juga:
Fenomena Alam Matahari Melintas Tepat di Atas KabahDikutip melalui situs resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, peristiwa semacam itu sering dikenal juga dengan nama Rashdul Qiblah yakni ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
"Bayang-bayang benda yang berdiri tegak, pada tanggal dan jam tersebut akan mengarah tepat ke Kabah," jelas Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Mukhtar Ali melalui rilis Ditjen Bimas Islam.
Saat peristiwa tersebut terjadi, Ali sempat menghimbau kepada kaum muslimim dan pengurus masjid dan mushalla untuk memverifikasi kesesuaian arah kiblat, yang selama ini mungkin kurang tepat.
Baca juga: Matahari Tepat di Atas Kabah Saatnya Tentukan Rapikan Kiblat (tyo/eno)