Jakarta, CNN Indonesia -- Google memanaskan bisnis penyimpanan dan sharing foto dengan hadirnya layanan Google Photos pekan ini. Menarik untuk membandingkan layanan ini dengan pendahulu yang sudah terlebih dahulu eksis.
Pertama, dengan Dropbox. Berbeda dengan Google Photos, Dropbox tak mengkompresi resolusi foto atau video yang disimpan di dalamnya.
Layanan penyimpanan foto buatan perusahaan asal San Francisco ini baru saja meluncurkan aplikasi penyimpan foto bernama Carousel pada April lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara mendasar, Carousel mem-
backup foto-foto yang tersimpan di Dropbox dan secara otomatis mengorganisir mereka menurut waktu dan lokasi.
Tapi
storage yang tersedia untuk layanan bebas biaya di Dropbox hanyalah 5 Gigabita (GB) saja. Selebihnya harus membayar.
Sayang dari segi bisnis, Carousel kurang menggigit. Baik di toko aplikasi Apple AppStore maupun Google Play. Di Google Play pengunduhnya kurang dari 5 juta.
Bagaimana dengan Apple iCloud? Layanan iCloud ini mengumpulkan foto dari iPhone dan iPad lalu menyimpannya secara
online di icloud.com.
Apple menyediakan kapasitas maksimal 5 GB untuk layanan gratis. Sementara untuk yang berkapasitas 20 GB biaya berlangganannya adalah 99 sen dolar per bulan dan 1 Terabita dengan biaya US$ 20 per bulan.
Foto bisa dibagikan kepada teman di dalam aplikasi. Adapun foto yang disimpan, sebagaimana Dropbox, adalah dalam resolusi aslinya.
Flickr dari Yahoo! menawarkan kapasitas gratis yang lebih besar ketimbang iCloud dan Dropbox, yaitu 1 TB. Foto-foto juga disimpan dalam resolusi aslinya. Tapi meski sudah memakai teknologi pengenalan wajah, teknologi yang dipakai Flickr belum seakurat Google.
(ded/ded)