Jakarta, CNN Indonesia -- Meski telah mengembangkan Android sejak lama, Google ternyata sedang menyiapkan sistem operasi baru bernama Brillo. Ini merupakan sistem operasi turunan dari Android namun "dipoles" agar mampu mengkonsumsi energi sangat irit.
Brillo diumumkan Google dalam konferensi pengembang aplikasi Google I/O 2015 yang digelar di San Francisco, California, Amerika Serikat, Kamis (28/5). Google menjanjikan versi pratinjau Brillo hadir pada kuartal ketiga tahun ini.
Ia adalah sistem operasi yang dibuat Google untuk "segala hal yang terhubung Internet" atau Internet of Things (IoT).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah fitur Android akan hadir di Brillo, namun memakai komponen Wi-Fi dan Bluetooth yang mengonsumsi daya rendah.
Pada kesempatan yang sama, Google juga memperkenalkan Weave, sebuah bahasa pemrograman yang memungkinkan perangkat berbasis Brillo terhubung dengan ponsel pintar atau tablet, dan semua barang yang terhubung dengan Internet. Weave dijanjikan rilis pada kuartal empat tahun ini.
Weave sendiri bakal memanfaatkan teknologi komputasi awan
(cloud computing) dalam operasionalnya menghubungkan antar perangkat.
Dengan semua langkah ini, Google sudah mempersiapkan diri dalam teknologi peralatan rumah tangga yang di masa depan bakal terhubung dengan Internet.
Hal ini memperlihatkan aksi Google mengakuisisi perusahaan Nest pada Januari 2014 lalu tidak sia-sia. Nest didirikan oleh Tony Fadell pada 2010. Mereka membuat peranti lunak untuk peralatan rumah tangga agar bisa saling terhubung.
Tony Fadell sebelumnya dikenal sebagai "Bapak iPod" karena terlibat besar dalam pengembangan iPod generasi pertama di Apple. Fadell kini memimpin proyek kacamata pintar Google Glass yang akan dirombak total dari sisi desain dan teknologinya.
(adt)