Jakarta, CNN Indonesia -- Aturan pemerintah soal Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk perangkat mobile berteknologi 4G LTE segera diterapkan oleh sejumlah produsen asing. Tak terkecuali perusahaan asal Negeri Tirai Bambu, Vivo.
Dijumpai usai acara konferensi pers peluncuran produk anyar Vivo, X5Pro di Ritz Carlton, Jakarta, Kenny Chandra selaku COO Vivo Indonesia menyatakan perusahaan telah mempertimbangkan regulasi pemerintah tersebut.
"Pengadaan handset teknologi 4G LTE memang masih kami pertimbangkan karena banyak regulasinya. Yang jelas, kami sedang dalam diskusi untuk membuka pabrik di Indonesia," jelas Kenny kepada awak media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenny mengatakan, Vivo memang telah berencana untuk membuka pabrik di Indonesia dan hingga sekarang masih dalam tahap pembicaraan, mengingat banyak prosedur yang harus dilewati agar bisa rampung.
Sebagai produsen asing, tentu Vivo menyatakan ingin mengembangkan pasarnya lebih menyeluruh lagi di seluruh kawasan Tanah Air.
"Doakan saja agar 2017 sudah mulai bisa dibangun pabriknya. Sembari itu, kami juga sedang dalam tahap diskusi untuk kerjasama dengan pemanufaktur pihak ketiga," sambungnya lagi.
Sementara Vice President yang juga merangkap Chief Marketing Officer Vivo global, Alex Feng turut menambahkan, perusahaan saat ini sedang fokus memberikan kualitas yang terbaik sesuai kebutuhan para konsumen dunia.
Ponsel pintar X5Pro bersistem operasi Android yang baru diluncurkan itu menonjolkan kemampuan kameranya yang memakai teknologi PDAF, serta teknologi akustik Hi-Fidelity (Hi-Fi) untuk audionya.
X5Pro akan mulai dijual ke pasaran akhir bulan Juni 2015 seharga Rp 4,9 juta.
(tyo)