Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri perusahaan produsen pesawat antariksa SpaceX, Elon Musk, meminta izin kepada regulator telekomunikasi Amerika Serikat, Federal Communications Commision (FCC) untuk mulai menguji layanan Internet yang sinyalnya dikirim langsung dari luar angkasa.
Bulan lalu, Musk mengajukan permintaan untuk meluncurkan delapan satelit terbaru buatan SpaceX ke luar angkasa yang telah dilengkapi dengan antena untuk mengirim sinyal Internet ke Bumi.
Baca juga:
'Iron Man' Terbangkan 700 Satelit Internet
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SpaceX mengatakan ingin mulai menguji teknologi ini di tahun 2016. Saat ini FCC sedang meninjau teknologi yang diajukan SpaceX.
Selama ini sebuah perangkat yang bisa menerima sinyal Internet langsung dari luar angkasa membutuhkan peranti keras khusus dan harganya cenderung mahal.
SpaceX berupaya mengatasi masalah itu dengan meluncurkan mikro satelit ke luar angkasa dengan bobot 136 kilogram setiap unitnya dan mengorbit pada ketinggian 1.207 kilometer di atas permukaan Bumi.
Seluruh satelit ini nantinya diharapkan dapat membawa koneksi internet hingga daerah-daerah terpencil di seluruh dunia.
Ini merupakan proyek yang sangat mahal, namun SpaceX telah mendapat dukungan dana dari Google dan Fidelity dengan US$ 1 miliar pendanaan proyek itu.
Musk sendiri dikenal sebagai sosok yang selalu berpikir futuristik. Ia tak segan mengeluarkan banyak uang untuk mendirikan perusahaan yang mengembangkan teknologi masa depan. Selain SpaceX, Musk juga mendirikan dan menjabat CEO di produsen mobil listrik yang bisa berjalan otomatis, Tesla Motors, dan sebelumnya juga mendirikan PayPal.
Selain SpaceX, ada pula perusahaan Virgin dan OneWeb yang juga bersaing ingin meluncurkan 648 nikro satelit yang membawa koneksi Internet kecepatan tinggi pada ponsel pintar.
Baca juga:
Qualcomm dan Virgin Tanam Modal untuk Satelit InternetCita-cita perusahaan teknologi meluncurkan satelit mini untuk telekomunikasi sebenarnya telah diupayakan oleh Motorola yang didukung oleh Iridium namun kabar dari keduanya tak terdengar lagi. Google juga memiliki proyek balon udara Project Loon, juga Facebook yang memanfaatkan pesawat tanpa awak untuk memberi koneksi Internet.
(adt)