Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari satu dekade, Satoru Iwata memegang tampuk Presiden Nintendo. Selama itu pula, Iwata identik dengan naik dan turunnya salah satu perusahaan konsol game terkemuka asal Jepang. Perjalananya dari awal di Nintendo hingga akhir hayatnya tak bisa dipandang sebelah mata.
Satoru Iwata lahir pada tahun 1959, di Hokkaido, Jepang. Iwata kecil memang sudah terobsesi dengan konsol game dan memahami tradisi pemrograman komputer. Bakatnya semakin terlihat, ketika di SMA dia membuat konsol game dari kalkulator elektronik dan kemudian berbagi kreasinya ke teman sekolahnya.
Setelah lulus dari pendidikan menengah ke atas, Iwata melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi dengan bersekolah di Tokyo Insititute of Technology yang merupakan universitas bergengsi di Jepang.
Baca: Presiden Nintendo Satoru Iwata Meninggal Dunia
 Satoru Iwata (Bob Riha, Jr./Nintendo via Getty Images) |
Mengambil program Ilmu Komputer, Iwata kemudian bekerja paruh waktu sebagai programer game di HAL Laboratory. Setelah cukup lama magang di sana, usai lulus Iwata pun secara penuh bergabung di produsen konten game tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Menentangnya di Industri GameBekerja di HAL Laboratory pada tahun 1982, merupakan jembatannya mengenal Nintendo. Karena saat itu, Nintendo sering memberikan pesanan game untuk konsol gamenya kepada perusahaan tersebut.
Sebab sejak tahun 1980an, perusahaanya bekerja sering mendapatkan kontrak dari Nintendo untuk menciptakan game menarik. Dia kemudian memainkan peran dalam pengembangan game seperti Super Mario Sunshine, Star Fox Adventures, Metroid Prime, Eternal Darkness: Sanity's Requiem, Animal Crossing and The Legend of Zelda: The Wind Waker dan masih banyak lagi.
 (REUTERS/Toru Hanai) |
Di tahun 1993, Satoru Iwata diangkat sebagai Presiden HAL Laboratory. Sayang, perjalananya memimpin perusahaan tersebut hanya berlangsung tak lebih dari tujuh tahun saja. Karena, pada tahun 2000, perusahaan yang dipimpinnya bangkrut.
Kandasnya HAL Laboratory tak membuat bakat Iwata memudar, dia justru dipekerjakan oleh Nintendo dan memegang jabatan sebagai Kepala Divisi Corporate Planning Nintendo, di mana dia bertanggung jawab untuk perencanaan perusahaan Nintendo pada basis global. Ini pekerjaan baru, secara langsung dalam Nintendo sendiri, sekaligus memberi Iwata kesempatan yang lebih besar untuk menunjukkan kemampuannya.
Hanya butuh waktu dua tahun, pada tahun 2002, Satoru Iwata diangkat menjadi presiden Nintendo, dan Hiroshi Yamauchi kemudian menjadi penasehat untuk dewan direksi baru menjadi Presiden keempat di kerajaan Nintendo. Iwata juga merupakan presiden pertama di luar keturunan Yamauchi, pendiri Nintendo.
Kendati sudah menjejakkan sukses di dunia game, di awal karirnya keluarganya tidak begitu terkesan dengan ide dia mengejar karir di industri video game. Sampai akhirnya dia tetap berjuang keras untuk membuktikan kepada keluarganya.
Bersinar di Nintendo kemudian MeredupSebelum menjadi presiden Nintendo, Iwata memainkan peran kunci dalam membentuk strategi perusahaan baik sebelum dan selama pengenalan konsol Nintendo GameCube pada tahun 2001. Secara khusus, visi Iwata adalah mengembangkan sederhana menjadi luar biasa.
Di tangannya juga, Iwata sukses menghantarkan konsol game portabel Nintendo DS dan Nintendo Wii bersaing dengan PlayStation dan mempertahankan eksistensi Super Mario Bros beserta kawan-kawannya setelah mengecap sukses bersama Nintendo Entertaiment System (NES).
 Satoru Iwata (Kevork Djansezian/Getty Images) |
Namun berlahan, kesuksesan Nintendo dan konsol game pada umumnya mulai tergerus. Perusahaan ini harus tertatih-tatih melawan kompetitor dan pesaing baru dari ranah mobile, yakni ponsel pintar.
Ketika SEGA, pesaingnya mulai memutar otak dengan melempar Sonic si Landak ke perangkat seperti iOS dan Android, maka tidak demikian dengan Mario, Luigi ataupun Zelda. Mereka hanya eksklusif saja untuk Nintendo.
Kendati sudah jelas bahwa smartphone menjadi ancaman serius bagi Nintendo, namun Satoru Iwata selaku orang nomor satu di perusahaan konsol game itu tetap keras kepala. Hasilnya, bisa dilihat sendiri dari kerugian dalam tiga tahun terakhir.
Di kartu bisnis, saya adalah corporate president. Di dalam pikiran, saya adalah pengembang game. Tetapi di hati, saya adalah gamer.Satoru Iwata, Presiden Direktur (1959-2015) |
Sejak tahun 2012, laporan kuartal fiskal keempat Nintendo mencetak kerugiaan USD 533 juta. Saat itu ada dua masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan tersebut, penjualan Wii melemah di tengah penguatan Yen dan kehadiran ponsel cerdas dalam ekosistem game.
Kendati sudah jelas bahwa smartphone menjadi ancaman, Satoru tidak mau mengakui bahwa smartphone adalah ancaman bisnisnya. Saat itu, ia dalam posisi Presiden Direktur Nintendo mengatakan, perusahaannya belajar dari kesalahan saat perilisan 3DS dan tak akan mengulanginya lagi untuk peluncuran Wii U nanti.
Sayangnya hal tersebut tidak terjadi. Wii U, yang merupakan konsep baru dalam bermain Wii justru mengalami kegagalan. Penjualannya terus merugi, bahkan hingga laporan fiskal terbaru di 2014.
Belakangan, Nintendo bersama Iwata mulai membuka diri untuk platform seperti Android. Walaupun tak sepenuhnya terbuka.
Nintendo belum mengulang kesuksesan lagi. Namun kini Iwata, sang nahkoda telah tiada akibat kanker yang dideritanya. Di usia yang masih terbilang muda, 55 tahun, Iwata masih akan tetap dikenang sebagai orang yang penting di industri game.
(tyo/eno)