Dukungan Petisi Usut Tuntas Kasus Tolikara Mengalir Deras

Aditya Panji | CNN Indonesia
Senin, 20 Jul 2015 14:45 WIB
Petisi ini langsung mendapat sekitar 23 ribu dukungan pada jam 15.00 WIB di hari yang sama ketika dibuat, dan menargetkan bisa meraih 25 ribu dukungan.
Umat Islam saat melaksanakan salat tarawih di Masjid Al-Furqon, Distrik Mimika Baru, Timika, Papua, Rabu (17/6). (Antara Foto/Spedy Paereng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden penyerangan dan pembakaran bangunan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, pada Jumat (17/7) memunculkan kemarahan publik yang terlihat dari derasnya dukungan petisi online meminta Presiden Joko Widodo mengusut tuntas kasus tersebut.

Petisi bertajuk "Usut Tuntas Teror Tolikara dan Cokok Pelakunya" yang dibuat Maimon Herawati pada Senin (20/7) itu, telah mendapat sekitar 23 ribu dukungan pada jam 15.00 WIB, dan menargetkan bisa meraih 25 ribu dukungan.

Petisi juga meminta aparat penegak hukum menangkap pelaku penyerangan terhadap jemaah yang hendak melaksakan salat Idul Fitri di Tolikara, Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Mabes Polri Akui Gagal Antisipasi Insiden Tolikara

Penyerangan ini membuat jemaah Salat Id bubar. Penyerang kemudian membakar beberapa bangunan rumah dan kios yang ada.

"Jika teroris pelaku kejahatan ini tidak segera ditangkap dan diproses secara hukum, kerusuhan sangat mungkin menjalar ke daerah lain. Sentimen agama dan suku adalah api yang sangat mungkin menjalar, meluas dan meruntuhkan NKRI. Ambon adalah sejarah yang tidak ingin kita ulang," tulis Maimon di petisinya.

Selain ke Presiden Jokowi, petisi ini juga ditujukan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kapolri Badrodin Haiti, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Presiden Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikmbo menampik dugaan bahwa pihaknya melarang umat Islam beribadah di kala itu.

Dalam siaran pers yang terima CNN Indonesia, Dorman menjelaskan bahwa pihaknya hanya mengingatkan umat Islam di Tolikara untuk mematuhi surat pemberitahuan yang telah dilayangkan gereja dua minggu sebelum kegiatan dilangsungkan, yakni tidak menggunakan pengeras suara.

Alasannya, lokasi Salat Id hanya berjarak sekitar 250 meter dari tempat dilangsungkannya sebuah seminar internasional yang dihadiri oleh pemuda dari Nias, Sumatera Utara, Papua Barat, Kalimantan (Dayak), Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan diperkirakan mencapai dua ribu orang pemuda GIDI.

Informasi tersebut, kata Dorman, telah diberitahukan dua minggu sebelum Idul Fitri. Namun, ia menilai sosialisasi terkait pengumuman tersebut oleh aparat keamanan kepada warga Muslim sangat minim. (adt)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER