Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu, pesawat New Horizons mengirimkan foto yang menunjukkan adanya semacam gunung es di beberapa sisi dari bagian Planet Pluto. Para peneliti pun langsung mencari lebih dalam mengenai kondisi tersebut.
Kondisi Pluto memperlihatkan cukup banyak kabut dan es yang mengambang. William McKinnon dari Washington University di St Louis, mengatakan bahwa es nitrogen di Pluto berusia relatif muda, hanya beberapa puluh juta tahun.
Dengan usia sistem tata surya 4,5 miliar tahun, maka usia es nitrogen yang masih muda di Pluto oleh dia mejadi temuan untuk mendukung gagasan bahwa Pluto memiliki lautan di kerak esnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
McKinnon menambahkan Pluto mengalami suhu minus 229 derajat celcius, sehingga begitu dingin bahwa air tidak akan bisa bergerak. Namun dia mengatakan nitrogen dan es lainnya akan cukup lembut mengalir seperti gletser yang biasa dilihat di bumi.
Pesawat ruang angkasa NASA New Horizons yang melakukan perjalanan tiga miliar mil selama sembilan tahun untuk mendekati Pluto, juga menemukan lapisan kabut membentang 100 mil ke atmosfer. Kabut itu diyakini menyebabkan penampilan merah pada planet.
Sebelumnya, pesawat itu berhasil memotret pegunungan es kedua di planet itu, berada pada jarak sekitar 109 kilometer di barat laut Norgay Montes, pegunungan es pertama yang dipotret pesawat tersebut.
Foto pegunungan es kedua itu diterima NASA pada 20 Juli. Bentuknya seperti hati. Puncak gunung itu diyakini mencapai 804-1.609 meter. Pegunungan ini dinamakan Sputnik Planum.
Di sisi lain pegunungan ini, ada area ekuator besar nan gelap yang kemudian diberi nama Cthulhu. Para peneliti NASA menduga Sputnik Planum ini kemungkinan berusia masih sangat muda, yakni kurang dari 100 juta tahun. Sementara area gelap tersebut sudah ada sekitar miliaran tahun lalu.
(tyo)