Jakarta, CNN Indonesia -- Lini produk Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge ternyata tak menghasilkan penjualan yang memuaskan. Pada kuartal kedua 2015 dilaporkan perusahaan asal Korea Selatan itu gagal mencapai target. Samsung pun memutar otak agar produk flagship-nya itu bisa lebih banyak berkontribusi.
Keuntungan Samsung pada kuartal kedua 2014 kemarin turun empat persen menjadi US$ 5,9 miliar atau Rp 79,4 triliun. Untuk divisi
mobile yang awalnya memiliki keuntungan sekitar US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 51 triliun, dilaporkan juga mengalami penurunan menjadi US$ 2,4 miliar atau setara Rp 32 triliun pada kuartal yang sama.
Mengutip situs
Engadget, pencapaian Samsung yang menurun pada tahun lalu dinilai bakal susah untuk mengejar harapan di kuartal 2015 berikutnya. Oleh karena itu, Samsung memutuskan untuk mengoreksi harga Galaxy S6 dan S6 Edge. Belum diketahui lebih lanjut jumlah penurunan harga kedua produknya itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang jelas, tindakan pemotongan harga tersebut bisa dibilang sebagai penyesuaian persaingan, mengingat sebentar lagi Apple --produk saingan utama Samsung-- bakal meluncurkan produk iPhone terbarunya.
Selain kehadiran iPhone baru, Samsung sendiri juga berencana memperkenalkan ponsel pintar premium anyarnya pada 13 Agustus mendatang. (Baca:
Samsung Bikin Acara 13 Agustus, Galaxy Note 5 Bintangnya)
Sementara laporan kantor berita
Reuters dan
Bloomberg, kemerosotan Samsung ini disinyalir berasal dari kurangnya antisipasi popularitas Galaxy S6 Edge dan ketidakmampuan perusahaan untuk mempertahankan permintaan besar.
Seorang analis dari
Bloomberg, Lee Seung Woo memprediksikan bahwa Samsung akan menjual hanya sekitar 40 juta unit ponsel pintar di tahun 2015 ini, padahal prediksi sebelumnya menargetkan di angka 43 juta unit.
Penurunan harga ini kemudian menjadi teka-teki mengenai target penjualan Samsung bakal memenuhi prediksi atau tidak. Kita lihat saja nanti.
Galaxy S6 dan S6 Edge juga telah dipasarkan di Indonesia, keduanya dibuat di pabrik baru Samsung yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Secara tersirat, pabrik yang dahulu merupakan tempat merakit produk elektronik itu akan digunakan untuk mengikuti aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Vice President Corporate Business and Corporate Affair PT Samsung Electronics Indonesia, Kanghyun Lee beberapa waktu lalu sempat mengatakan bahwa biaya perakitan Galaxy S6 dan S6 Edge bisa lebih mahal ketimbang harus mengimpornya secara langsung.
(eno)