BMKG: El Nino Itu Bukan Gelombang Panas

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 31 Jul 2015 15:22 WIB
Kendati bisa menimbulkan panas terik hingga musim kemarau berkepanjangan. El Nino bukanlah gelombang yang terjadi di India beberapa waktu lalu.
Ilustrasi gelombang panas yang terjadi di India (REUTERS/Amit Dave)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena El Nino identik dengan pengaruh cuaca yang terjadi di Bumi. Indonesia menjadi salah satu sasaran empuknya. 'Makhluk' apakah El Nino sebetulnya?

"Yang perlu digarisbawahi, El Nino itu bukan gelombang panas," ucap Evi Lutfiati selaku Kepala Bidang Informasi Iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada CNN Indonesia, Jumat (31/7).

Menurut penjelasan BMKG, El Nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian tengah dan timur. Diketahui kawasan Indonesia berada di sini, sehingga Tanah Air betul-betul terkena dampaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka menyebabkan penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya memengaruhi kondisi iklim Bumi.

"Dampak utama yang nyata adalah pengurangan curah hujan yang siginifikan di Indonesia," lanjut Evi.

Sementara gelombang panas sendiri bisa dibilang merupakan pola musim kemarau yang meluas dengan suhu udara di atas rata-rata suhu maksimumnya.

Sesuai pantauan secara ilmiah, biasanya El Nino berkembang sekitar bulan Mei/Juni, kemudian semakin kuat pada September/Oktober dan November hingga memuncak sekitar Desember atau Januari. 'Kekuatan' El Nino bakal meruntuh pada akhir Februari, seiring dengan kembalinya kondisi cuaca yang mulai normal sekitar bulan Maret.

Namun Evi mengatakan bahwa El Nino yang terjadi pada 2015 kali ini di Indonesia diprediksi akan terus berlangsung hingga awal tahun 2016 mendatang.

Sementara pada Kamis (30/7) kemarin, Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan kekeringan di tahun ini berpotensi lebih parah dibandingkan tahun 1997.

El Nino diprediksi akan menguat mulai Agustus hingga Desember 2015. Tren penguatan El Nino 2015 ini ditunjukan dengan kenaikan indeks ENSO dari 1,6 pada Juni menjadi 2,2 pada Desember 2015.  

Panjangnya musim kemarau di berbagai tempat di Indonesia, terutama di sebelah selatan khatulistiwa diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang kini telah mencapai level sedang.

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER