Jakarta, CNN Indonesia -- Ponsel lipat atau
flip phone sempat menjadi tren besar sebelum ponsel pintar dengan layar sentuh mencapai popularitasnya pada masa kini. Walau terlihat jadul, ponsel lipat tak betul-betul lenyap dari industri teknologi.
Ini terlihat dari langkah perusahaan LG yang pada5 Agustus 2015 lalu mengumumkan ponsel pintar model lipat terbarunya dan kali ini berbasis Android.
Ponsel ini ditargetkan kepada konsumen yang menggunakan ponsel untuk kebutuhan komunikasi suara (voice) dan pesan teks (SMS), dan tidak ditujukan kepada mereka yang mengutamakan fitur berselancar Internet atau bermain
game.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
LG Ungkap Alasan Kembali Bikin Ponsel LipatSitus layanan jual-beli online, eBay sempat mempublikasikan sejumlah alasan mengapa ponsel lipat masih diminati oleh banyak pengguna. Dari laporan riset eBay, biasanya konsumen memilih ponsel lipat karena kebutuhan mereka untuk sekadar memakai telepon dan SMS.
Ukuran ponsel lipat juga menjadi salah satu alasan mengapa model ponsel ini masih dicari. Ponsel lipat sangat ringan dan kecil, yakni sekitar tiga inci saja. eBay bahkan menyebutkan sejumlah produk ponsel lipat ukurannya setengah dari ukuran ponsel pintar pada umumnya.
Menggunakannya juga tak sulit. Karena ponsel lipat memiliki dua layar, di dalam dan luar. Biasanya, layar yang di luar menunjukan waktu, informasi panggilan masuk dan pesan masuk. Layar dalam tentu saja menyediakan fungsi utama seperti menu, pesan teks, dan lain-lain.
Para pengguna ponsel lipat mengaku tak perlu repot menekan tombol tertentu untuk menjawab panggilan masuk -- mereka cukup membuka ponsel untuk menjawab, dan melipatnya kembali untuk menutup pembicaraan.
Data mengejutkan lain soal ponsel lipat juga datang dari Jepang di mana pengiriman ponsel tradisional model lipat di sana meningkat untuk pertama kalinya pada 2014 dalam tujuh tahun terakhir, sementara pengiriman ponsel pintar turun.
Menurut laporan lembaga riset MM Research Institute, pengiriman ponsel lipat tumbuh 5,7 persen menjadi 10.580.000 unit pada 2014. Pengiriman ponsel pintar turun 5,5 persen menjadi 27,70 juta yang menandai penurunan dalam dua tahun terakhir.
Hal ini memberi pertanda konsumen Jepang memilih ponsel yang bisa membuat biaya berlanggan mereka lebih terjangkau.
Perusahaan elektronik Panasonic dan NEC asal Jepang telah menarik diri dari bisnis ponsel pintar, karena kalah bersaing dengan merek dominan macam Apple dan Samsung. Tetapi, Panasonic dan NEC masih memproduksi ponsel lipat dan bersaing dengan Fujitsu, Sharp, dan perusahaan Jepang lain.
Analis Hideaki Yokota dari MM Research Institute, berpendapat, bahwa 2014 menjadi tahun yang kuat pertumbuhan ponsel lipat di Jepang. Ia memprediksi pertumbuhan yang kuat tahun lalu mungkin tidak terulang di 2015.
(adt)