Bandung, CNN Indonesia -- Sejak diluncurkan pada 29 Juli lalu, sistem operasi Windows 10 dari Microsoft disambut baik oleh para konsumen dan diklaim sudah memenuhi kebutuhan mereka. Tapi benarkah tak ada kekurangan di sana?
Microsoft Bounty Program, yang diselenggarakan oleh raksasa teknologi Microsoft, rupanya menjanjikan imbalan sebesar US$ 100 ribu atau setara Rp 1,3 miliar bagi siapapun yang berhasil menemukan celah atau bug di dalamnya.
Pihak Microsoft Indonesia membenarkan adanya kontes itu. "Ya, program itu disambut dengan antusiasme tinggi oleh pecinta komputer apalagi yang hobi mengulik
bug. Sejauh ini belum ada sih (celah), baru juga
launching bulan lalu. Namun siapa yang enggak tertarik, sebab hadiahnya miliaran," ucap Business Group Head Windows Indonesia Lucky Gani, di sela acara Windows on Location di Bandung, Kamis (13/8), sembari berkelakar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucky menerangkan, sebelum Windows 10 resmi diluncurkan, perusahaan secara terbuka membuka kesempatan diskusi dengan para konsumen global pada 2014 lalu agar tahu apa yang mereka butuhkan, dan tentu salah satunya juga untuk menghindari ada kekurangan sistem OS.
Setelah menampung semua masukan dan kritik konsumen tentang Windows 10 sebagai OS dambaan mereka, tim Microsoft melakukan peningkatan dan pembaruan pada
driver dan sempat terjadi
crash sampai akhirnya kompatibel. Setelah bergulirnya pembaruan, Lucky mengklaim ada sekitar lima juta orang yang kemudian membuktikan jalannya Windows 10 sesuai harapan.
Jason Shirk, selaku arsitek keamanan dari perusahaan Microsoft, beberapa waktu lalu, memang mengumumkan bahwa pihak Microsoft rela merogoh saku untuk mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi mengantisipasi celah-celah pada Microsoft 10 yang belum ditemukan sebelum celah tersebut menyebar luas di kalangan para pengguna.
Microsot Bounty Program sebelumnya memberikan hadiah sebesar US$ 50 ribu atau sekitar Rp 680 juta. Hadiah tahun ini pun naik dua kali lipat dari Bounty Program sebelumnya.
(ded/ded)