Yuko Nakazawa, Wanita Cantik di Balik Kehadiran UPQ

Astria Zahra Nabila | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 22:08 WIB
Digadang-gadang sebagai Xiaomi dari Jepang, UPQ hadir berkat sentuhan wanita cantik ini.
CEO UPQ Yuko Nakazawa (Dok.Facebook Yuko Nakazawa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Xiaomi begitu bombastis karena mampu menjual produk-produk spesifikasi tinggi tapi dengan harga yang terjangkau tak lepas dari tangan dingin Lei Jun. UPQ yang disebut Xiaomi dari Jepang juga tak lepas dari sentuhan Yuko Nakazawa.

Yuko Nakazawa, wanita cantik yang juga pendiri dan CEO UPQ yang merintis jalan agar bisa sesukses Xiaomi.

Karir Nakazawi dimulai ketika ia bekerja di perusahaan Casio, manufaktur barang elektronik multinasional, di bagian manajemen produksi, khususnya pada sektor ponsel, ponsel printar, dan juga kamera, pada tahun 2007.

Baca:
Perkenalkan UPQ, Xiaomi dari Jepang

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Casio memproduksi banyak produk-produk yang menarik dan berbeda seperti ponsel G-Shock," ucap Nakazawa, "saya suka sekali mendesain produk niche seperti itu."

Pada tahun 2012, setelah Casio menggabungkan perusahaannya dengan NEC, Nakazawa mengundurkan diri dari perusahaan tersebut karena tidak puasnya ia dengan perusahaan induk baru Casio tersebut.

Setelah mengundurkan diri dari Casio, Nakazawa tidak bekerja di perusahan elektronik lainnya. Ia melainkan mendirikan kafe di daerah Akihabara. Nakazawa mengaku menyukai kebebasannya untuk berkarya di kafe miliknya tersebut.

"Saya dulu tidak bisa mendesain produk seperti yang saya inginkan, mengingat saya bukan seorang insinyur. Namun di cafe milik saya sendri, saya bebas menentukan menu yang ingin saya sajikan," ujar Nakazawa.

Kembalinya Nakazawa ke industri teknologi bermula ketika ia melihat iklan mengenai hackathon, yaitu sebuah acara yang ditujukan untuk para designer dan programmer untuk merancang software-software baru.

Baca juga: UPQ 'Xiaomi dari Jepang', 2 Bulan Rilis 24 Produk

Nakazawa, yang memang tertarik akan produk-produk orisinil, memutuskan untuk mengikuti acara hackathon tersebut, dimana ia dan timnya merancang kotak bento yang dinamakan X Bento. Rancangannya itu kemudian ditawarkan untuk bergabung dengan program 'Frontier Makers' yang diadakan oleh Kementerian Ekonomi Peradagangan dan Industri Jepang.

Usai mengikuti program tersebut, Nakazawa sadar akan kesempatannya untuk membangun perusahaan perintis sendiri.

"Saya tadinya ingin kembali menjalankan bisnis kafe saya usai mengikuti program Frontier Makers. Namun kemudian saya sadar bahwa saya dapat merancang dan membuat penemuan-penemuan menarik lainnya walaupun saya tidak memiliki perusahaan besar," ujar Nakazawa,
Earphone UPQ (Dok.UPQ)

"Pada saat itu saya bahkan tidak tahu apa itu perusahaan perintis. Tapi saya tahu bahwa saya ingin membangun sesuatu mulai dari nol."

Nakazawa kemudian membangun kerjasama dengan perusahaan perintis lainnya, Cerevo, yang ia kenal pertama kali ketika mengikuti program Frontier Maker. Hingga sekarang UPQ menggantungkan diri ke Cerevo dalam bidang teknis, desain, dan pengendalian mutu.

Sejauh ini, Nakazawa telah berhasil menarik para investor hingga terkumpul dana investasi sebanyak US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,8 triliun.

Nakazawa mengaku tidak tertarik untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama lainnya. Alih-alih bersaing, ia lebih ingin menginspirasikan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya dalam menciptakan inovasi-inovasi baru.

"Saya tidak menganggap perusahaan-perusahaan macam Sony dan Panasonic sebagai rival karena tidak ada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama persis dengan UPQ. Bahkan jika mereka juga bergerak cepat seperti kami, kami menganggap kompetisi sebagai suatu hal yang baik, karena hal tersebut mendorong kami untuk bekerja lebih keras dan memproduksi barang yang lebih baik lagi. Saya tidak peduli apabila mereka menghentikan usaha saya, asalkan mereka memang terbukti lebih baik dibanding saya," katanya

UPQ sejauh ini telah meluncurkan 24 jenis produk, mulai dari smartphone, kamera, hingga Bluetooth speaker. Tak hanya barang-barang elektronik, UPQ juga memproduksi barang-barang non-elektronik seperti kursi telur dan koper dorong.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER