Jakarta, CNN Indonesia -- Rovio Entertaiment yang membesut Angry Birds pernah terbang tinggi sebagai aplikasi game
mobile. Namun setahun ke belakang, mereka mulai tersungkur. Masa lalu yang sulit tak ingin terulang lagi di Angry Birds 2.
Setelah pendapatan perusahaan asal Finlandia itu anjlok 73 persen pada tahun 2014 karena penurunan merek lisensi dari "Angry Birds", dan memberhentikan sekitar 110 pekerjaan, Rovio berfokus pada konten yang lebih lokal.
"Kami memiliki kemampuan membangun kapasitas berskala dunia dimana kami sangat kuat di masa lalu dan sebagian besar karena bekerja dengan mitra, namun tidak mencoba untuk melakukan semuanya sendiri," kata Chief Commercial Officer Alex Lambeek, kepada Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angry Birds, yang dirilis pada tahun 2009 sebagai game
mobile dengan cepat menjadi
hits. Cara bermainnya lebih sederhana, karakter burung pemarah harus menghancurkan musuh babi hijau dengan membidiknya menggunakan ketapel.
Sementara Angry Birds 2 yang dirilis bulan lalu, Rovio menambahkan beberapa karakter dan grafis yang lebih bagus dari sebelumnya.
Lambeek mengatakan China menyumbang sepertiga dari hampir 40 juta
download dari "Angry Birds 2" sejak 30 Juli. Dan dari China juga, 1 miliar download dari 3 miliar download Angry Birds.
"Untuk Angry Birds 2, Rovio bermitra dengan perusahaan game mobil China Kunlun Inc agar membuat perubahan dari sisi bahasa agar pemain di sana lebih mudah memainkannya," kata Lambeek.
"Pelanggan China ingin berbicara dengan dan mendengarkan dalam bahasa mereka sendiri dengan humor khusus mereka sendiri," katanya.
Keinginan Rovio untuk menerbangkan Angry Birds lebih dekat ke China sampai merekrut aktor asal negara tersebut bernama Li Yifeng untuk memasarkan gamenya.
Selain itu, pekan lalu, Rovio menunjuk direktur baru untuk mengawasi ekspansi perusahaan ke India, di mana sekitar 500.000 pengguna telah mengunduh "Angry Birds 2."
Lambeek mengatakan Rovio akan bekerja dengan operator telepon seluler India untuk menarik konsumen yang mungkin memiliki
disposable income yang lebih rendah, dengan membuat dalam game pembelian lebih terjangkau.
(tyo)