Jakarta, CNN Indonesia -- Alat bisnis yang berharga saat ini dalam sebuah evolusi dan inovasi menuju efisiensi adalh informasi dan akses terhadap teknologi seperti piranti cerdas. Ini tak lain untuk menyesuaikan diri dengan ekonomi saat ini.
Di era informasi ini, perusahaan harus memikirkan kembali pondasi operasional mereka dan bergerak untuk membuat segalanya menjadi lebih cepat dan kompetitif secara ekonomi, bukannya berpegang pada paradigma lama yakni membangun sekedar untuk menjadi lebih besar dan lebih baik.
Sementara dari sisi teknologi bisa memudahkan segalanya untuk mengembangkan bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, Uber, sebuah perusahaan taksi, tidak memiliki mobil, Facebook, sebuah platform media, tidak membuat konten, dan Airbnb, sebuah penyedia layanan akomodasi, tidak memiliki real estate.
"Kesamaan dari ketiga contoh tersebut adalah pemberdayaan konsumen dengan menggunakan aplikasi (apps) dalam perangkat cerdas mereka," tulis Dirk-Peter van Leeuwen, Senior VP and General Manager, Asia Pacific & Japan, Red Hat.
 (REUTERS/Shannon Stapleton) |
Perusahaan kini tidak diragukan lagi berada di bawah tekanan tinggi untuk menjawab kebutuhan akan aplikasi dan pengalaman seperti yang biasa dinikmati oleh konsumen.
Industri, apapun skalanya, tidak dapat sekadar mengandalkan aset mereka. Perusahaan harus terus menerus menciptakan kembali jati dirinya untuk tetap menjadi yang terdepan.
Dirk-Peter pun menyoroti langkah-langkah tren-tren teknologi utama yang akan menjadi pusat perhatian dalam beberapa tahun ke depan.
DigitalisasiPada dekade lalu, TI telah mengalami berbagai perubahan. Kita telah bergerak dari grid ke cloud, dari arsitektur yang berorientasi layanan ke microservices, dan dari virtualisasi mesin ke teknologi container.
Namun, transisi lain berlangsung secara diam-diam. Berbagai teknologi dan kekayaan intelektual yang ada semakin terekspos dalam software, dalam suatu tren yang disebut para analis industri sebagai digitalisasi.
Digitalisasi telah didorong oleh konvergensi, dan keselarasan tren-tren sosial, ekonomi, dan teknologi. Digitalisasi semua hal, mulai dari solusi mobile hingga privasi dan keamanan, akan menjadi sumber diferensiasi kompetitif oleh perusahaan yang menjalankannya secara benar.
'Containerized' ITContainerization adalah alternatif ringan dari virtualisasi mesin secara penuh yang mencakup penempatan aplikasi dalam sebuah container di lingkungan operasinya sendiri.
Dalam lingkungan perusahaan saat ini, container telah mentransformasi TI dengan cepat dan menarik perhatian luar biasa karena keuntungan beragam yang diberikannya.
Sebanyak 67 persen responden dalam survei yang disponsori Red Hat baru-baru ini yang melibatkan para pengambil keputusan IT global dan pekerja profesional berencana mengaplikasi aplikasi berbasis container dalam waktu dua tahun ke depan.
Tahun yang juga menggembirakan untuk PaaSPlatform-as-a-Service (PaaS) telah mendapatkan dukungan industri yang sangat kuat selama beberapa tahun belakangan.
Namun, 2015 dapat menandai sebuah babak baru dalam sejarah PaaS. Docker mempopulerkan konsep containerization, dan dunia mengakui kelayakan arsitektur berbasis container ini.
Kini perusahan beralih dari menanyakan tentang container sebagai bagian dari roadmap ke pertanyaan mengenai rincian implementasi.
Tahun lalu menunjukkan semakin banyak perusahaan lebih memilih PaaS sebelum Infrastructure-as-a-service (IaaS) sebagai pondasi strategi cloud privat/hybrid mereka.
Melaju kencang untuk mobilitasPerusahaan-perusahaan besar memanfaatkan tren konsumerisasi TI yang semakin meningkat dan perangkat bergerak yang tersebar luas, karena mereka memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai aplikasi guna meningkatkan produktivitas karyawan dan kepuasan pelanggan.
 (CAFNR/Flickr) |
Sebuah studi menemukan bahwa 82 persen organisasi yang berencana untuk berinvestasi dalam solusi-solusi manajemen perangkat mobile menciptakan berbagai kebijakan mengenai hal tersebut pada tahun 2015.
Mobilitas menjadi prioritas utama bagi banyak perusahaan dengan tujuan untuk mendorong inovasi, menyederhanakan efisiensi operasional, dan mengembangkan model-model bisnis baru.
Perusahaan kini mencari solusi-solusi yang bisa mendukung pengembangan dan integrasi aplikasi–aplikasi enterprise secara cepat untuk membantu mereka bergerak menuju strategi
mobile-first. (tyo)