Bila Tarif Promo Dicabut, Gojek Yakin Masih Laku

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 11:01 WIB
Gojek diyakini masih terus diminati walau nanti sudah tak ada promosi tarif datar. Kini mereka sedang membangun loyalitas pengguna konsumen.
Pendiri sekaligus CEO Gojek, Nadiem Makarim. (Dok. Gojek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri sekaligus CEO Gojek, Nadiem Makarim, yakin kalau usahanya akan tetap diminati pelanggan jika tarif promo yang diberikan kepada pelanggan dicabut. Meskipun ia tak memungkiri pelanggannya bisa berkurang jika tarif promo sudah tidak diberlakukan.

"Jelas bisa tetap menarik konsumen. Tapi pasti bakal turun pesanan kalau subsidinya dicabut. Tapi saya yakin loyalitas konsumen kami akan sangat tinggi," kata Nadiem saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu (26/8).

Banyaknya pesanan yang didapatkan para pengemudi pada masa promosi ini, menurut Nadiem, bisa dimanfaatkan untuk menabung hingga nanti pasar layanan ojek panggilan berbasis aplikasi matang dengan sendirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kan driver kami dapat rezeki yang luar biasa berlimpah, mereka  bisa menabung segala. Tapi lama-lama bakal kebagi-bagi sendiri, ada pemerataan natural ke ujungnya," ujar Nadiem.

Di sisi lain, terkait perselisihan yang sering menimpa pengemudi Gojek, Nadiem mengatakan sudah mengasuransikan para pegawainya jika sewaktu-waktu terjadi kekerasan atau kecelakaan.

"Kami lindungi bila ada kekerasan. Kami asuransi semuanya kalau mereka mengalami kekerasan," ujar lulusan Harvard University itu.

Pemberian asuransi ini juga diamini oleh salah satu pengemudi Gojek, Turoji. Kepada CNN Indonesia ia mengatakan pengemudi Gojek sudah mendapatkan asuransi.

Selain memberikan asuransi, pihak Gojek juga telah bekerja sama dengan Polda Metro Jaya untuk menangani kekerasan yang dinilai tak bisa ditoleransi. "Kami juga berhubungan dengan Polda, kirim langsung polisi ke sana. Itu kan kriminal," ujar Nadiem.

Gojek hadir sebagai perusahaan peranti lunak komputer yang menyediakan layanan menghubungkan penumpang dengan pengojek motor. Perusahaan ini hadir pada 2011, dan meluncurkan aplikasinya pada Januari 2015.

Jasa ojek motor berbasis aplikasi ini telah menuai perdebatan dari berbagai pihak, termasuk Organisasi Angkutan Darat yang menyatakan bahwa kehadiran Gojek sifatnya bertentangan dengan hukum karena sepeda motor bukan untuk angkutan umum orang dan barang.

Meski dinilai melanggar aturan, Gojek terus mendulang banyak permintaan dari sisi pengemudi dan konsumen, sampai mereka membuka pendaftaran besar-besaran untuk menjaring lebih banyak pengemudi. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER