Bagaimana Status Kewarganegaraan Koloni di Mars?

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 13:17 WIB
Manusia Bumi menjelajah Mars untuk membuka kehidupan. Di masa depan, apa status kewarganegaraan koloni Mars?
Di masa depan manusia di Mars, harus mempunyai negara dan status warga negaranya sendiri (DasWortgewand/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manusia tinggal di Mars, bukanlah topik pembicaraan yang baru. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat terus melakukan penjelajahan untuk menemukan cara agar manusia bisa hidup di luar Bumi.

Para astronom sudah membayangkan planet ini mampu menyediakan kebutuhan dasar bagi manusia, seperti makanan dan tempat tinggal. Lebih dari itu, koloni manusia di Mars akan menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan dan kemandirian.

Seorang astrobiologis percaya bahwa jika manusia menjajah Mars, mereka harus mampu mengembangkan budaya mereka, nilai-nilai dan pemerintah sendiri dari awal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan secara online di jurnal New Space, astrobiologis Jacob Haqq-Misra dari organisasi non-profit Blue Marble berpendapat bahwa awal kemerdekaan bisa terjadi antara pemukim Mars masa depan dan penguasa mereka dari Bumi.

Menurut Perjanjian Luar Angkasa yang dibuat 1967, bangsa tidak bisa memiliki koloni dalam arti tradisional, namun, penjajah masih bisa terjadi di bawah yurisdiksi hukum negara Bumi ini.

Dalam perjanjian itu 103 negara yang menandatangani kesepakatan tersebut termasuk Amerika Serikat dan Rusia. Sebuah negara dilarang mengklaim wilayah di angkasa. Dari landasan itu, Haqq-Misra mencegah terjadinya Mars dalam kepemilikan pemerintah dan perusahaan di Bumi.

Dalam argumennya, Haqq-Misra mengusulkan kondisi yang akan memungkinkan pemukim masa depan Mars untuk secara mandiri mengembangkan budaya mereka. Salah satu dengan membentuk kewarganegaraan sendiri dalam bentuk identitas seperti di Bumi.

Perdagangan mungkin tidak bisa dilakukan diantara kedua belah pihak, namun eksplorasi ilmiah dapat dilakukan hanya untuk menguntungkan kedua penghuni Bumi dan Mars. Kepemilikan tanah hanya untuk masing-masing penghuni.

Melarang perdagangan antara pemukim pertama Mars dan Bumi mungkin, bagaimanapun, menyebabkan masalah untuk mendirikan koloni pertama planet tetangga kita.

"Pada beberapa titik waktu, mereka tidak akan bisa seperti itu lagi," kata Frans von der Dunk, prosesor tata ruang dan hukum dari Nebraska of University.

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER