Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran mesin pencari Google dan media sosial Facebook telah membuka peluang para pelaku bisnis iklan digital. Namun hal ini tampaknya lambat laun bakal merugikan kreativitas lokal.
Chief Marketing Officer KapanLagi Network (KLN), Ben Soebiakto mengatakan, Google dan Facebook yang begitu besar dalam kancah global, khususnya Indonesia, berpotensi menggerus semangat anak bangsa untuk bersain'.
"Kalau sampai sekarang pola pikir kita masih bergantung hanya pada Google dan Facebook saja, kapan mau maju?" ujar Ben kepada sejumlah awak media di Jakarta, (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena menurutnya, masyarakat di era modern seperti ini memang sangat terpengaruh akan produk asing yang namanya sudah besar.
Berbicara soal iklan digital, menurut Ben, yang terpenting adalah kekayaan konten dan kreativitas di dalamnya untuk menggaet para pelanggan agar tertarik.
"Konten itu jadi alat memasarkan produk, karena setiap hari masyarakat mengkonsumsi tayangan konten," sambungnya.
Pun begitu bukan berarti Google dan Facebook harus ditinggalkan, masyarakat diimbau untuk mau membuka mata terhadap produk lokal yang sudah menciptakan produk sejenis dengan kualitas yang tak jauh berbeda, atau mungkin lebih baik.
Masih malu-malu berinovasiPasar di Indonesia dalam sektor teknologi digital tentu belum sebanding dengan para penghuni Silicon Valley di Amerika Serikat. Kendati begitu, Ben melihat seharusnya itu menjadi inspirasi apabila Indonesia betul-betul berkiblat ke sana.
"Sebetulnya Silicon Valley mendorong ekosistem digital di Indonesia. Pelaku pasar di Tanah Air masih belum berani ambil risiko untuk berinovasi," tuturnya.
Padahal menurutnya, pihak pemerintah dibanding lima sampai 10 tahun ke belakang, kini sudah lebih terbuka dan responsif untuk membahas industri digital.
Ia meramalkan pasar industri digital bakal sangat besar ke depannya dan berharap anak muda Indonesia yang tergolong millenials atau kaum yang terlahir di era modern saat internet sudah muncul, seharusnya mulai berkarya agar tak tergerus pasar asing.
(eno)