Jakarta, CNN Indonesia -- Google sedang diselidiki oleh Komisi Persaingan India (CCI) setelah lembaga tersebut menerima keluhan bahwa raksasa pencarian menyalahgunakan posisi pasar yang dominan dan mencurangi hasil pencarian di negara tersebut.
Seperti dikutip The Next Web, jika terbukti bersalah, Google bisa menghadapi denda sampai 10 persen dari pendapatan-- perusahaan membukukan laba bersih lebih dari US$ 14 miliar pada 2014.
Laporan yang diajukan ke CCI ini sendiri dilakukan oleh Bharat Matrimony, yang memang bernaung di lembaga
non-profit yang membela kepentingan konsumen di India. Tidak hanya Google yang tersandung, setidaknya ada 30 perusahaan serupa termasuk Flipkart, Facebook, divisi peta Nokia, MakeMyTrip dan Hungama Digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh pihak berwenang setempat Google memanfaatkan dominasinya untuk mencari klien pengiklan dengan cara yang curang. Maksudnya, siapa yang bisa membayar paling mahal maka itu akan ditaruh di paling atas dalam mesin pencarian.
Dari total pendapatan Google, divisi iklan Google menjadi penyumbang terbesar dari keuntungan ini dengan persentase mencapai 89 persen dari total keseluruhan pendapatan. Hal ini membuat Google mendapatkan kenaikan laba bersih hingga 40 persen dibandingkan tahun 2013.
Hal tersebut yang menurut CCI akan mengambil pangsa pasar iklan di India. Google punya waktu hingga 10 September untuk melakukan banding dan bertemu dengan pihak CCI.
Seorang juru bicara Google mengatakan,"Saat ini kami sedang mengkaji laporan ini dari investigasi yang sedang berlangsung. Kami terus bekerja sama dengan CCI dan tetap yakin bahwa kami sepenuhnya mematuhi undang-undang persaingan India."
India bukan satu-satunya yang menuding kecurangan dari dampak monopoli Google. Regulator dan pengadilan di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, Jerman, Taiwan, Mesir dan Brasil, telah melakukan hal serupa tapi menemukan tidak ada kekhawatiran pada banyak isu yang diangkat dalam laporan ini.
(tyo)