Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar warga di kota-kota besar di Indonesia makin tak bisa dipisahkan dari perangkat ponsel pintar serta aplikasi digital yang dipasang di dalamnya, menurut riset terbaru yang dilakukan Google dan lembaga riset GfK.
Menurut survei itu, 61 persen warga di kota Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang, dan Surabaya, memiliki ponsel pintar. Rata-rata pemakaian ponsel pintar selama 5,5 jam per hari dan puncaknya terjadi pada malam hari.
Country Industry Head Google Indonesia, Henky Prihatna mengatakan, puncak pemakaian ponsel pintar terjadi setelah jam kerja. "Pada sore dan malam hari. Itu puncaknya warga perkotaan memakai ponsel pintar," kata Henky dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (3/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, mereka menggunakan 16 aplikasi atau situs berbeda sebanyak 46 kali per hari. Sementara jika dihitung per bulan, mereka menggunakan aplikasi selama 26 hari.
Aplikasi yang paling sering dipakai adalah media sosial, sebesar 86 persen. Diikuti oleh aktivitas pencarian informasi 81 persen, belanja 78 persen, hiburan 73 persen, dan komunikasi 60 persen.
Riset ini dilakukan GfK yang disponsori oleh Google, kepada 2.500 responden secara tatap muka pada November 2014 sampai Februari 2015 di lima kota besar di atas. Kemudian, GfK meminta izin kepada 600 responden untuk melakukan riset lanjutan melalui aplikasi yang diunduhnya di ponsel.
Survei ini juga mencatat warga perkotaan yang memiliki komputer pribadi ada 17 persen dengan rata-rata pemakaian 1,8 jam per hari.
Kendati demikian, komputer pribadi lebih sering digunakan untuk urusan produktivitas dibandingkan ponsel pintar, yaitu 82 persen dibandingkan 18 persen pada ponsel pintar.
Hasil survei ini memperkuat perilaku baru di mana konsumen menggunakan Internet, biasanya lewat ponsel pintar, untuk dengan cepat memenuhi kebutuhannya termasuk keinginan membeli barang. Tetapi untuk produktivitas mereka lebih memilih perangkat komputer pribadi.