Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah film fiksi imliah telah menggambarkan prediksi soal kecerdasan buatan atau populer disebut AI
(artificial intelligence) yang di antaranya adalah Terminator atau Transcendence. Penggambaran soal masa depan kecerdasan buatan ini ternyata memengaruhi pola pikir manusia tentang teknologi canggih itu.
Kecerdasan buatan sekarang bukan lagi ada di film belaka. Ia telah menjadi studi akademik yang berupaya membuat komputer atau peranti lunak untuk berperilaku cerdas, bahkan bisa belajar dari pengalaman.
Dari keberadaan kecerdasan buatan itu, sebuah lembaga bernama Tech Pro Research hendak mengetahui persepsi masyarakat soal teknologi itu melalui sebuah riset bertajuk
"Artificial Intelligence and IT: The good, the bad and the scary."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata 34 persen responden penelitian ini mengaku takut dengan konsep kecerdasan buatan. Sementara itu sebanyak 66 persen mengatakan tidak takut.
Kendati cukup banyak yang takut, tetapi mereka percaya kecerdasan buatan bermanfaat untuk urusan bisnis. Sebanyak 63 persen mengatakan kecerdasan buatan bermanfaat, 17 persen mengatakan tidak bermanfaat, dan 20 persen mengaku tidak tahu.
Survei juga menanyakan apakah kecerdasan buatan akan bermanfaat untuk masyarakat. Sebanyak 59 persen mengatakan bermanfaat, 24 persen mengatakan tidak, dan 17 persen tidak tahu.
Survei ini dilakukan secara online pada Juli 2015, dengan jumlah komentar yang beragam dari 534 responden.
Selain soal persepsi, survei juga menanyakan soal bagaimana kecerdasan buatan digunakan sekarang.
Ternyata, ada 17 persen responden yang telah aktif menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan 7 persen berencana memakainya pada tahun depan, 26 persen mengevaluasi potensi untuk menggunakan. Sementara itu, sebanyak 49 pesen mengatakan tidak punya rencana untuk memakai kecerdasan buatan.
(adt/eno)