Jakarta, CNN Indonesia -- Para ilmuwan memprediksi di masa depan bakal ada aplikasi ponsel bermuatan listrik yang bisa membantu mengatasi mabuk laut. Dari penelitian terbukti bahwa alat yang mampu menstimulasi listrik ke kepala manusia, akan membebaskan penggunanya dari mabuk laut dengan segera.
Sebuah penelitian menunjukan arus listrik yang dipasangkan pada sisi kiri kepala manusia mampu berperan sebagai obat terhadap gejala mual dan pusing yang terjadi saat sedang bepergian dengan kapal, pesawat, ataupun mobil. Target pengguna menurut para peneliti fokus pada penumpang kendaraan umum dan para pekerja.
Mereka memprediksi, sekitar lima sampai 10 tahun ke depan, akan muncul aplikasi ponsel pintar yang menerapkan arus listrik kecil menuju kulit kepala melalui perangkat headset yang bisa mengurangi rasa mual tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir oleh Popular Science, tim peneliti ini juga menyatakan penerapan ini tidak akan menimbulkan kantuk bagi si pengguna. Arus listrik kecil yang disamakan seperti baterai 9V, rasanya seperti gelitik kesemutan dan diyakini akan masuk ke bagian otak yang memroses sinyal gerakan.
Walau penyebab biologis dari mabuk laut tidak jelas, mereka meyakini itu diakibatkan adanya konflik sensor yang masuk dari mata dan organ keseimbangan di dalam telinga.
Nah arus listrik ini akan menekan area otak yang tugasnya memproses sinyal dari organ keseimbangan dari bagian dalam telinga," kata pemimpin penelitian Qadeer Arshad dari Imperial College London.
Hampir semua orang bisa menderita rasa mual dan pusing saat di perjalanan dan menurut para peneliti, satu dari tiga orang mengalami gejala yang cukup parah.
Tim peneliti juga menyatakan, perjalanan panjang mengendarai bus, kapal feri, hingga penerbangan dengan pesawat kecil bisa jadi pemicu rasa mual ini dan mereka meyakini, terapi tak selalu efektif.
"Kami percaya sekitar lima sampai 10 tahun lagi, masyarakat akan mengkonsumsi perangkat anti mual. Kami harap ide ini bisa diintegrasikan dengan ponsel. Temuan ini akan menjadi barang 'wajib' dibawa sebelum Anda bepergian," kata Arshad melanjutkan.
Arshad juga menambahkan, militer juga tertarik mengembangkan ide ini untuk mereka yang menderita mabuk laut saat sedang mengoperasikan
drone dari jarak jauh. Penelitian ini dipublikasikan di dalam jurnal Neurology.